Cara Kemal Jufri, Peraih Penghargaan World Press Photo, Berbagi kepada Sesama
Tergugah Berbagai Bencana Besar di Tanah Air
Rabu, 04 Juli 2012 – 00:24 WIB
Menurut Kemal, memilih gaya freelance memang berisiko. Setidaknya, kondisi keuangannya tidak bisa terjamin aman. Sebab, penugasan memotret tidak datang setiap saat. "Makanya, kita harus kreatif. Apalagi sekarang ini, persaingan makin ketat. Yang penting, kita pinter mempromosikan diri," ujarnya.
Namun, kelebihan status freelance memungkinkan Kemal untuk memilih penugasan yang disukai. Selain itu, hak cipta foto tetap menjadi miliknya. "Kita bisa menentukan kapan kita bekerja dan kapan tidak bekerja," katanya.
Kemal pun terhindar menjadi "mesin yang harus berproduksi tiap hari" "alasan yang membuat dirinya mundur dari AFP dulu. Bagi Kemal, seorang jurnalis foto tidak sekadar mengabadikan momen besar. Seorang jurnalis foto adalah juga seorang saksi sejarah. Namun, di atas semua itu, seorang jurnalis foto setidaknya harus membuat karya foto yang bisa meningkatkan kesadaran sosial.
"Ada tujuan-tujuan lain dari itu seperti raising awareness, menggugah. Ya, syukur-syukur bisa membuat perubahan," ungkap Kemal. (*/c5/ttg)
Kemal Jufri berencana mencetak buku fotografi yang hasil penjualannya disumbangkan kepada para korban bencana. Bagi dia, karya jurnalis foto semestinya
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408