Cara Kemal Jufri, Peraih Penghargaan World Press Photo, Berbagi kepada Sesama
Tergugah Berbagai Bencana Besar di Tanah Air
Rabu, 04 Juli 2012 – 00:24 WIB

LAPINDO : Wartawan Foto, Kemal Jufri, saat pameran foto bertajuk Aftermath di Galeri Salihara, Pasar Minggu, Jakarta, 27 Mei 2012. Foto; Agus Wahyudi / JAWA POS
Menurut Kemal, memilih gaya freelance memang berisiko. Setidaknya, kondisi keuangannya tidak bisa terjamin aman. Sebab, penugasan memotret tidak datang setiap saat. "Makanya, kita harus kreatif. Apalagi sekarang ini, persaingan makin ketat. Yang penting, kita pinter mempromosikan diri," ujarnya.
Namun, kelebihan status freelance memungkinkan Kemal untuk memilih penugasan yang disukai. Selain itu, hak cipta foto tetap menjadi miliknya. "Kita bisa menentukan kapan kita bekerja dan kapan tidak bekerja," katanya.
Kemal pun terhindar menjadi "mesin yang harus berproduksi tiap hari" "alasan yang membuat dirinya mundur dari AFP dulu. Bagi Kemal, seorang jurnalis foto tidak sekadar mengabadikan momen besar. Seorang jurnalis foto adalah juga seorang saksi sejarah. Namun, di atas semua itu, seorang jurnalis foto setidaknya harus membuat karya foto yang bisa meningkatkan kesadaran sosial.
"Ada tujuan-tujuan lain dari itu seperti raising awareness, menggugah. Ya, syukur-syukur bisa membuat perubahan," ungkap Kemal. (*/c5/ttg)
Kemal Jufri berencana mencetak buku fotografi yang hasil penjualannya disumbangkan kepada para korban bencana. Bagi dia, karya jurnalis foto semestinya
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu