Cara Mendapatkan Bantuan Keuangan untuk Korban Banjir di Australia
Untuk mendapatkan akses, Anda harus benar-benar terkena dampak banjir. Mulai dari mengalami cedera, kerusakan rumah Anda atau merupakan anggota keluarga dari korban meninggal akibat banjir.
Bantuan hanya berlaku bagi mereka yang secara permanen tinggal di zona bencana, bukan untuk orang yang hanya memiliki rumah liburan atau properti investasi.
Anda juga harus merupakan penduduk Australia (ada hibah serupa untuk pemegang visa Selandia Baru yang memenuhi syarat).
Untuk mengakses bantuan pemerintah ini, Anda harus mendaftar melalui Services Australia kapan saja dalam enam bulan ke depan dan mungkin akan dimintai bukti-bukti.
Jika mengalami kehilangan penghasilan akibat banjir, ada bantuan Disaster Recovery Allowance. Ini adalah pembayaran setiap dua minggu hingga 13 minggu untuk karyawan dan pengusaha kecil.
Skema Disaster Recovery Allowance memiliki nilai setara dengan tunjangan pencari kerja JobSeeker (misalnya, untuk seorang lajang tanpa anak, A$629,50 per dua minggu) atau tunjangan generasi muda Youth Allowance (Untuk lajang tanpa anak jumlahnya A$530,40 per dua minggu).
Bantuan ini khusus untuk mereka yang bekerja atau tinggal di salah satu zona bencana dan berpenghasilan kurang dari A$1.737,10 per bulan.
Anda tidak bisa mendapatkannya jika sudah mendapatkan pembayaran dukungan pendapatan pemerintah lainnya.
Inilah beberapa saluran yang bisa diakses untuk mendapatkan bantuan uang tunai bagi mereka yang menjadi korban banjir di negara bagian New South Wales dan Queensland, Australia
- Mensos Gus Ipul Pantau Kebutuhan Pengungsi Erupsi Lewotobi, Bantuan Terus Bergulir
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Pupuk Indonesia Grup Kirim Bantuan Paket Sembako untuk Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat