Cara Pasukan Elite Venezuela Menghabisi Pendukung Oposisi, Sangat Sadis
jpnn.com, KARAKAS - FAES alias Fuerzas de Acciones Especiales, jadi momok baru bagi warga kelas bawah Venezuela. Terutama mereka yang mendukung oposisi. Pasukan elite kepolisian itu memburu warga yang ikut aksi demonstrasi anti-pemerintahan Presiden Nicolas Maduro.
The Caracas Chronicles akhir Januari lalu mengungkapkan bahwa FAES tak kenal takut saat mengeksekusi korban. Mereka bakal dengan brutal memukuli dengan pipa besi yang di dalamnya berisi semen. Tidak peduli keluarga ataupun tetangga korban tengah melihat. FAES benar-benar Death Squad. ''Tenang dan mematikan,'' tulis media yang berdiri sejak 2002 itu.
Pendiri The Caracas Chronicles Francisco Toro mengungkapkan bahwa taktik brutal yang dipakai FAES telah berperan besar dalam krisis politik di Venezuela. Ketakutan masal melanda permukiman miskin di Venezuela. "Hanya sedikit korban yang mau tampil dan mengungkap kisah mereka," ujarnya seperti dikutip Washington Post.
BACA JUGA: Kisah Warga Venezuela Bertahan Hidup di Tengah Krisis dan Arogansi Penguasa
Jumat (15/2) Kantor Pengontrol Aset Asing Departemen Keuangan AS menjatuhkan sanksi kepada lima pejabat Venezuela. Salah satunya Direktur FAES Rafael Enrique BasÂtardo Mendoza. Properti dan aset milik lima orang tersebut yang berada di AS, dikontrol orang AS, maupun sedang transit di Negeri Paman Sam akan dibekukan.
''FAES telah dilabeli sebagai skuad pemusnahan Maduro, dikenal atas cara-caranya yang brutal, bertopeng dan melakukan razia malam hari di penjuru Karakas.'' Demikian bunyi pernyataan Kantor Pengontrol Aset Asing Departemen Keuangan AS.
Sejak awal Januari sudah lebih dari 40 orang tewas diberondong peluru FAES. Setiap pekan ada setidaknya empat nyawa melayang.
Mayoritas adalah orang-orang yang ikut dalam aksi masa anti pemerintah. Jika dihitung sejak demo tahun lalu, unit kepolisian yang dijuluki Death Squad alias Pasukan Pencabut Nyawa itu diperkirakan telah menghabisi 205 nyawa. Itu dua kali lipat lebih tinggi dari perkiraan Amnesty International yang hanya sekitar 100 orang.
Teror FAES benar-benar mengerikan. Mereka menggunakan cara-cara sadis untuk membungkam warga kelas bawah pendukung oposisi
- Catatan Ketua MPR: Gotong Royong & Menghidupkan Kewajiban Saling Kontrol dan Seimbang
- Menjawab Prabowo, Ganjar: Yang Bekerja Sama Bisa Mengganggu
- Gerindra Menghormati Sikap Ganjar Pranowo Menjadi Oposisi
- Ganjar Pilih Jadi Oposisi, Bamsoet Bilang Begini
- Ogah Gabung Prabowo-Gibran, Ganjar Pilih Jadi Pengontrol
- Jazuli: Keputusan PKS Berada di Koalisi atau Oposisi Bukan Selera Personal