Cara Pemerintah Australia Memerangi Corona Bikin Warga Pribumi Muak
jpnn.com, SYDNEY - Warga pribumi Australia meminta pemerintah untuk mencabut larangan perjalanan menuju daerah mereka yang terpencil di Northern Territory (NT).
Pemerintah federal Australia memberlakukan karantina wilayah (lockdown) terhadap 76 komunitas terpencil di NT sampai 18 Juni mendatang. Kebijakan ini bertujuan mencegah penyebaran COVID-19 di komunitas yang rentan tersebut.
Di bawah larangan itu, mereka yang tidak memiliki kepentingan mendesak dilarang mengunjungi daerah-daerah terpencil tersebut, sedangkan warganya yang bepergian keluar untuk mencari persediaan kebutuhan diharuskan menjalani karantina selama 14 hari.
Que Kenny, seorang wanita dari suku Arranta Barat di komunitas Hermannsburg di Australia tengah, mengatakan bahwa seiring suhu mulai menurun, anggota masyarakat di daerahnya harus bepergian untuk mencari persediaan obat-obatan, pasokan dan pakaian hangat.
"Toko-toko di komunitas ini tidak sepenuhnya siap, mereka juga memiliki masalah terkait pengiriman makanan," tuturnya kepada Australian Broadcasting Corporation (ABC) pada Jumat (15/5).
"Kondisi ini membuat kami stres dan tidak nyaman serta bingung."
Dia mengatakan bahwa tanpa akses koneksi internet yang bisa diandalkan, komputer atau kartu kredit, banyak di antara 625 warga Hermannsburg tidak bisa berbelanja secara daring.
"Warga Aborigin di daerah-daerah terpencil semakin lelah dan muak dikarantina," ujar Kenny.
Warga pribumi Australia meminta pemerintah untuk mencabut kebijakan pencegahan wabah virus corona di Northern Territory (NT).
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Pendidikan dan Pengalaman Kerja Migran, Termasuk Asal Indonesia, Belum Tentu Diakui Australia
- Jujur, Nova Arianto Kurang Puas Timnas U-17 Indonesia Imbang Melawan Australia
- Timnas U-17 Indonesia Lulus ke Piala Asia U-17 2025
- Jadwal Indonesia vs Australia U-17 setelah Garuda Muda Menang Besar
- Prabowo Targetkan Indonesia Swasembada Pangan, Bagaimana Reaksi Australia?