Cara Seorang Ibu di Sydney Atasi Kehilangan Anak Kembar Tiga
Kegiatan amal yang dijalankan Sophie, Running For Premature Babies, sekarang menjadi tim terbesar dalam lari tahunan Sydney Morning Herald Half Marathon. Mereka adalah pelari dengan baju kaos ungu yang bertuliskan nama-nama orang yang mereka hormati.
Skip gfycat embedFireFox NVDA users - To access the following content, press 'M' to enter the iFrame. GFYCAT: When Sophie's life got turned upside down, she started running.
Ada lebih banyak nama bagi Sophie dibandingkan baju kaosnya. Tahun lalu, dia pun harus menambahkan nama lain - yaitu nama suaminya.
Ash berusia 38 saat didiagnosis menderita kanker otak, enam bulan setelah anak mereka Owen lahir. Selama tujuh tahun berikutnya, selama perawatan dan kemudian pemulihan, lahir anak laki-laki lain, Harvey.
Kanker itu kembali. Ash terus berlatih di sela-sela kemoterapi dan operasi, namun dia meninggal tiga bulan sebelum kegiatan SMH Half Marathon di tahun 2016.
"Saya tidak pernah sejenak pun berpikir bahwa saya tidak akan lari maraton setelah Ash meninggal," kata Sophie.
"Ash mengajariku tidak pernah bisa dibenarkan untuk menyerah," ujarnya.
Sophie, Owen (8 tahun) dan Harvey (5 tahun) mengunjungi makam Ash di Waverley Cemetery dekat rumah mereka di daerah Coogee beberapa kali dalam seminggu. Mereka membersihakn bunga yang mereka tanam, dan menyimpan catatan pribadi di dalam kotak khusus.
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat