Cari Laba Harus dari Bisnis Utama
Selasa, 19 Juni 2012 – 01:51 WIB
Dia memberi contoh Bulog. Bulog itu targetnya apa. Misalnya menjaga stabilitas harga beras, maka dia harus memiliki target terukur untuk melihat apakah program bulog berhasil atau tidak. Misalnya selisih harga di pasar plus minus 20 persen. "Maka target inilah yang akan menjadi tujuan dari Bulog. Dari target inilah kemudian disusun program kerja untuk mencapai target tersebut," urainya.
Imanel juga mencontohkan PT Perkeretaapian. Karena tidak menguntungkan maka kereta api dari Sukabumi hanya dijalankan satu kali. Kereta api Jakarta-Bandung ditutup karena acuannya adalah laba.
"Coba jika acuannya tidak laba, atau kasihlah target subsidi. Kita tetap bisa menjalankan bisnis dengan alasan yang tepat. Dan tuntutan direksi juga menjadi lebih jelas, tidak melulu mengejar laba. Coba kita bedah. Misalnya Kereta api dari Bandung ke Jakarta kita buat jadi murah sekali, taruh misalnya kita kasih harga tiket hanya lima ribu. Apa dampaknya bagi kita," terangnya.
Dampaknya, lanjutnya, orang miskin akan bisa mengurangi biaya transport. Lalu berkurangnya penggunaan kendaraan dari Jakarta ke Bandung. "Efeknya, mengurangi kemacetan, mengurangi penggunaan BBM, mengurangi kecelakaan karena frekuensi mobil berkurang," pungkasnya. (sam/jpnn)
JAKARTA - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) harus melakukan terobosan baru untuk meraih laba. Karena selain sebagai agent of depelovment, BUMN juga
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Kideco Berkomitmen untuk Menyempurnakan Kualitas Laporan Berkelanjutan
- Shell Membantah Bakal Tutup SPBU di Indonesia
- BTN Raih Penghargaan di Ajang LinkedIn Talent Awards
- Melalui UMK Academy, Pertamina Dukung UMKM Bersaing di Tingkat Global
- Pupuk Kaltim Kembali Raih Predikat Platinum di Ajang ASSRAT 2024
- Pegadaian Gelar Media Awards 2024, Puluhan Jurnalis Raih Penghargaan