Carmanita, Perempuan yang Sukses Membatik Sedan Mercy Seharga Rp 1 Miliar
Bekerja ala Sangkuriang, Digarap di Garasi yang Steril
Sabtu, 20 Maret 2010 – 05:56 WIB

Carmanita berpose di depan sedan Mercedes Benz yang sudah dibatiknya. (foto: Carmanita for Jawa Pos)
Kegemaran terhadap otomotif dirasakan Carmanita diturunkan kakeknya, Bintang Sudibyo, yang memang memiliki diler mobil. Beruntung, neneknya, yaitu Ibu Sud, mengajarkan kecintaan terhadap salah satu budaya Indonesia, batik. "Sering dimarahi saat bikin batik karena dikira tidak serius. Tapi, nggak apa-apa, jadi kritik buat saya. Saya nggak tahu apa yang dia lakukan dulu, tapi ternyata efeknya sekarang," katanya.
Awal karir Carmanita sebagai desainer adalah ketika menjuarai lomba perancang baju pada 1987. Setelah itu menjadi semacam lisensi untuk dirinya berkarya, menghasilkan pakaian sesuai imajinasinya.
Sebelumnya, Carmanita bekerja di berbagai tempat. Saat menunggu pengumuman diterima kuliah di luar negeri, dia sempat bekerja sekitar delapan bulan di perusahaan pesawat terbang asal Belanda, Fokker Representative. "Saya kerja sebagai tukang tagih utang. Officer begitu lah. Waktu itu, Fokker digunakan komersial oleh Garuda Indonesia. Jadi, saya tahu utang Garuda waktu itu," ungkapnya setengah bercanda lantas terbahak.
Dia juga pernah bekerja paro waktu di Bank Amerika, San Francisco (1979), serta part time di Department Store The I Magnin di bagian marketing dan perdagangan. Saat ini, Carmanita lebih banyak menjalankan tugasnya sebagai salah seorang pendiri Yayasan Batik Indonesia. Pergi ke berbagai daerah perajin batik untuk memberi semacam pelatihan dan membantu membuka jalur penjualan. "Yang ingin saya lakukan sekarang adalah memusnahkan tengkulak batik. Yang harus diselamatkan kan pembuatnya, bukan mediator atau pedagangnya," tegasnya. (c5/kum)
Tangan kreatif Carmanita mampu melahirkan karya yang tergolong langka. Perempuan 54 tahun itu berhasil membatik sedan Mercedes-Benz C 250 Avant Garde.
Redaktur & Reporter : Soetomo Samsu
BERITA TERKAIT
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara