Castro: Dialog Oke, Tapi Kami Tetap Sosialis
Senin, 03 Agustus 2009 – 11:39 WIB

SOSIALIS - Raul Castro bertekad tak akan menyerah dan terus menyempurnakan sosialisme di negerinya, kendati mengaku siap berdialog dan memperbaiki hubungan dengan AS. Foto: Internet.
HAVANA - Presiden Kuba, Raul Castro, mengaku siap untuk berdialog dengan pemerintah AS sekaligus mengakhiri pertentangan mereka selama setengah abad. Seperti diberitakan situs The Guardian, Senin (3/8) pagi WIB, hal itu dikatakan Castro demi merespon 'uluran tangan' yang tampaknya ditunjukkan pihak AS belakangan. Castro kembali menegaskan, bahwa peluang untuk negosiasi memang kini terbuka lebar, terutama mengikuti melunaknya sikap Gedung Putih terhadap Kuba setelah era (pemerintahan) Bush berakhir. "Memang benar bahwa (belakangan) ada penurunan dari sikap agresif serta retorika anti-Kuba dalam pemerintahan mereka (AS)," katanya.
Dalam pertemuan dengan Majelsi (Perwakilan) Nasional Kuba, akhir pekan lalu, Castro memang telah menyatakan bahwa ia ingin merespon upaya pemerintahan di Washington DC untuk memperbaiki hubungan diplomatik kedua negara. Namun, ia juga menegaskan bahwa sistem komunis Kuba sudah solid dan tidak akan diganti. "Kita siap untuk berdialog tentang segalanya, tapi tidak untuk menegosiasikan sistem sosial dan politik kita," tegasnya di hadapan para politisi negerinya itu.
Pemimpin Kuba berusia 50 tahun itu, yang secara resmi menggantikan saudaranya, Fidel Castro tahun lalu, menyampaikan pernyataan tersebut di tengah kondisi ekonomi yang melemah, yang terutama mengancam pembangunan di bidang kesehatan dan pendidikan - dua pilar penting revolusi Kuba dalam 50 tahun terakhir. Pemerintahnya memang telah mencatat adanya kemungkinan krisis lebih jauh di masa sulit ini, termasuk pasca sejumlah bencana topan.
Baca Juga:
HAVANA - Presiden Kuba, Raul Castro, mengaku siap untuk berdialog dengan pemerintah AS sekaligus mengakhiri pertentangan mereka selama setengah abad.
BERITA TERKAIT
- Hamas Kecam Keras Israel yang Menunda Pembebasan Warga Palestina
- Menlu Sugiono Rayu Belanda demi Sukseskan Program Prioritas Indonesia
- Ini Layanan Medis Bedah Robotik Canggih di Pantai Hospital Ayer Keroh
- Mimpi Berkuasa Lagi, Donald Trump versi Amerika Selatan Malah Terjerat Kasus Kudeta
- Pesawat Delta Airlines Jatuh saat Mendarat di Toronto, Belasan Orang Terluka
- Ramadan Sebentar Lagi, Arab Saudi Kembali Siapkan Paket Bantuan untuk Indonesia