Catat, Air Minum Tampak Jernih Belum Tentu Aman Dikonsumsi
Dalam kasus yang lebih parah, mengonsumsi Bromat secara terus menerus dalam dosis tinggi juga bisa menyebabkan gejala saluran kemih hingga gangguan saraf.
Raphael menjelaskan, hal ini terjadi lantaran Bromat merupakan oksidan kuat yang cenderung mudah bereaksi.
Bromat dikhawatirkan akan beraksi dengan sel dan merusak DNA sehingga menyebabkan mutasi genetik yang memunculkan kesalahan copy sel.
"Jadi kalau bromat ada di dalam sel, nanti dia merusak sehingga terjadi mutasi dan dia membelah diri tanpa terkendali, itu yang dibilang tumor ganas atau kanker," katanya.
Dia meminta BPOM sebagai lembaga pengawas pangan di Indonesia untuk lebih berperan aktif dalam melakukan uji klinis terhadap kandungan Bromat dalam AMDK.
Dia menekankan, BPOM harus memeriksa dan memastikan kelayakan semua AMDK agar bebas dari paparan Bromat.
BPOM, sambung dia, harus memastikan AMDK yang beredar di masyarakat terbebas dari logam berat, bakteri atau senyawa karsinogenik.
"Jadi enggak ada zat tambahan dalam air minum yang kadarnya melebihi kadar minimal yang dapat berbahaya bagi tubuh manusia. BPOM seharusnya jangan sampai kecolongan," katanya.(ray/jpnn)
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menetapkan ambang batas Bromat dalam Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) 10 ppb.
Redaktur & Reporter : Budianto Hutahaean
- BPOM Ingatkan Risiko BPA dari Galon, Pakar Beri Pendapat Berbeda
- Daftar Izin Edar BPOM, Ratusan UMKM Dapat Dukungan dari PNM
- PNM dan BPOM Dorong UMKM Pangan Bersertifikasi
- PNM dan BPOM Dorong UMKM Pangan Bersertifikasi
- Cokelat Premium, Rahasia Lezat & Sehat di Balik Soft Choco Mr. Bread
- Ini 4 Syarat Mutlak UMKM agar Bisa Naik Kelas