Catat Cerita Para Eksil yang Ingin Mati di Tanah Kelahiran

Ari Junaedi, Raih Doktor berkat Teliti Pelarian Politik Tragedi 1965

Catat Cerita Para Eksil yang Ingin Mati di Tanah Kelahiran
KORBAN 1965: Ari Junaedi (kanan) bersama keluarga Imam Soedjono di Biljmer, Belanda pada pertengahan 2007. Imam adalah seorang tokoh pelarian politik (eksil). Foto : Dokuken Pribadi for Jawa Pos
Mereka juga terpaksa menjalani pekerjaan kasar meski berpendidikan tinggi. Ari mencontohkan, ada seorang PhD ilmu sejarah di Lomonosov University, Moskow, yang terpaksa menjadi sopir perusahaan pengiriman barang saat hijrah ke Belanda pada 1980. "Banyak kisah pedih mereka yang saya catat," tuturnya.

 

Yang membuat Ari trenyuh, meski sudah puluhan tahun terasing di negeri orang, rasa kebangsaan (Indonesia) para eksil tersebut hingga kini belum luntur. Walaupun sudah menjadi orang Belanda atau Jerman, beristri wanita Rusia atau beranak cucu campuran, jiwa raga mereka masih Indonesia. "Bahkan, mereka bercita-cita, bila memungkinkan, saat mati nanti dikubur di tanah kelahiran, Indonesia," papar Ari. "Kerinduan mereka terhadap kampung halaman di Solo, Jogja, Bengkulu, atau Padang tidak pernah hilang," tambahnya.

 

Dia mencontohkan mantan Duta Besar Indonesia untuk Rumania Sukresno yang hingga akhir hayatnya menetap dan meninggal di Belanda pada 1990. Juga, mantan Duta Besar Indonesia untuk Sri Lanka Muhammad Ali Chanafiah yang wafat di Stockholm, Swedia, 2006. Dua eksil itu sampai akhir hayatnya memendam keinginan besar untuk bisa "pulang" di tanah kelahirannya.

 

Menurut Ari, para eksil tragedi 1965 generasi pertama yang masih hidup saat ini memasuki usia 68 hingga 78 tahun. Banyak yang sampai akhir hayatnya masih hidup amat sederhana dan sendirian tanpa keluarga. Namun, ada juga yang sukses seperti Bambang Soeharto, satu-satunya orang non-Jerman yang berhasil menduduki posisi direktur di Deutche Welle TV, TV pemerintah Jerman.

 

Para pelarian politik (eksil) tragedi G 30 S PKI 1965 menarik untuk diteliti. Itulah yang dilakukan Ari Junaedi, dosen FISIP UI, untuk meraih gelar

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News