Catat Cerita Para Eksil yang Ingin Mati di Tanah Kelahiran
Ari Junaedi, Raih Doktor berkat Teliti Pelarian Politik Tragedi 1965
Sabtu, 07 Agustus 2010 – 08:08 WIB
Saat ini, Tom memiliki rumah asri nan besar di kawasan Nordtalijje, Stockholm, Swedia. "Rumahnya yang beratap merah terletak di pinggir danau dan membelakangi bukit pinus," tutur Ari.
Istri tercintanya wafat akhir 2007 setelah terbaring karena stroke selama beberapa tahun. Tom memiliki dua anak dan tiga cucu yang menetap di Swedia. Bambang Soeharto dan Tom Ilyas adalah dua di antara 27 eksil yang menjadi subjek penelitian disertasi Ari. Meski, dalam prosesnya, dia memilih fokus kepada 13 eksil saja, termasuk Bambang dan Tom.
Menurut Ari, pengumpulan data penelitiannya berjalan dalam waktu relatif panjang. Bahkan, dia memulainya sejak menjadi staf khusus Megawati yang masih menjabat Wapres. Saat mendampingi putri Bung Karno itu berkeliling ke berbagai negara, seperti Korea Utara, RRT, atau Eropa, Ari sering mencuri waktu untuk mencari informasi para eksil di negara tersebut. "Kadang banyak orang KBRI yang menutupi keberadaan mereka," ungkapnya.
Penelusuran lebih intens terhadap para eksil dilakukan Ari pada 2007. Dengan biaya sendiri, dia pun rajin mendatangi Tiongkok, Swedia, Prancis, Jerman, dan Belanda. Di negara-negara itulah Ari meneliti para eksil. "Saya agak lupa, mungkin 12?15 kali ke negara-negara itu untuk menelusuri eksil. Tiongkok paling banyak," ujar Ari yang menghabiskan ongkos hampir Rp 1 miliar untuk penelitian tersebut. "Dari tabungan sekitar Rp 500 juta, ditambah bantuan dari teman-teman," jawabnya lantas tersenyum.
Para pelarian politik (eksil) tragedi G 30 S PKI 1965 menarik untuk diteliti. Itulah yang dilakukan Ari Junaedi, dosen FISIP UI, untuk meraih gelar
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408