Catat, Faktor Ini Akan Membuat Ahok Tumbang

Pasangan Ahok-Djarot unggul di segmen non-muslim, Tionghoa, usia tua, golongan berpendapatan atas, warga berpendidikan bawah, serta pemilih dari partai pengusung kecuali dari Golkar.
Sedangkan Anies-Sandi unggul di segmen pemilih muslim, non-Tionghoa, berusia muda, berpendapatan bawah, punya latar belakang pendidikan tinggi, dan pemilih dari partai pengusung plus pemilih Golkar.
Di segmen pemilih muslim, 40,3 persen memilih pasangan Anies. Hanya 28.9 persen yang memilih pasangan Ahok.
Untuk non-muslim, Ahok-Djarot mengantongi suara mayoritas hingga angka 76,7 persen. Sedangkan pasangan Anies hanya memperoleh 6,7 persen dari kalangan non-muslim.
Ahok-Djarot juga unggul di segmen pemilih Tionghoa yang mencapai 77,8 persen. Sedangkan pasangan Anies hanya mendapatkan 11,1 persen dari total kalangan Tionghoa.
Sementara untuk pemilih di luar Tionghoa seperti Jawa, Betawi, Sunda dan lain-lain, pasangan Anies-Sandi unggul antara 4-13 persen dibandingkan Ahok-Djarot.
Untuk elektabilitas berdasarkan tingkat pendidikan pemilih, Ahok hanya unggul di kalangan berpendidikan bawah (lulus SD atau di bawahnya. Sedangjkan untuk segmen pendidikan lainnya (tamat SLTP sampai kuliah) lebih memilih Anies.
Lantas, bagaimana andai Ahok-Djarot head to head melawan Agus Yudhoyono-Sylviana Murni? Duet Ahok-Djarot tetap unggul di segmen non-muslim, Tionghoa, usia tua, pendapatan atas, pendidikan bawah, dan pemilih dari partai pendukung minus pemilih Partai Golkar.
JAKARTA - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) kembali merilis temuannya tentang elektabilitas calon pada pilkada DKI Jakarta. Merujuk pada riset LSI
- Gus Khozin Kritik Tugu Titik Nol IKN yang Viral di Medsos
- Tuntut Keadilan, Ratusan Kader Gerindra Banggai Gelar Aksi di Polres
- Kepala Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi Bakal Direshuffle?
- Isu Matahari Kembar Diredakan Muzani, Bukan Dasco Apalagi Hasan Nasbi, Tumben
- PAN Dukung Prabowo Jadi Capres 2029, Ahmad Sahroni: Masih Dini untuk Bicara Pilpres
- Sahroni Nilai Pertemuan Sespimmen Polri dengan Jokowi Kurang Pas, Begini Alasannya