Catatan Dahlan Iskan tentang Strategi Merebut Hati dan Mengisi Perut di Golden Triangle (4)
Terinspirasi Kualitas Kopi dari Luwak Brrruuuttt....
Sabtu, 17 Januari 2009 – 08:29 WIB
Produk holtikultura pengganti opium mulai membuahkan hasil. Agar bisa bertahan dan menguat di pasar, Kun Chai mempunyai cara kreatif bagaimana memasarkan produk-produk Doi Tung. Bahkan, di situ sudah mendirikan pabrik pemrosesan, pengolahan, dan pengemasan kacang macadamia. Selain untuk mendapatkan nilai tambah, itu untuk menampung tenaga kerja setempat. Mereka bikin snack macadamia berbagai rasa: asin, bawang, rasa rumput laut, wasabi, dan banyak lagi. Baru di sini saya makan macadamia rasa wasabi. Mereka memang terus menciptakan jenis tanaman, jenis industri makanan, jenis kemasan, dan resep mereka sendiri. Makanan Thailand memang sudah menjadi salah satu senjata unggulan bagi promosi negeri itu di seluruh dunia.
KINI sebagian wilayah Doi Tung yang dikenal sebagai pusat ladang opium dunia sudah menjadi hutan macadamia. Banyak yang sudah berbuah pula. Pohonnya memang sudah tinggi-tinggi dan dari kejauhan pun pegunungan itu terlihat seperti hutan. Bukan hutan pinus, tapi hutan macadamia!
Baca Juga:
Terdapat 200.000 pohon macadamia di Doi Tung. Tiap pohon akan menghasilkan 40 kg kacang macadamia. Tahun lalu saja, meski baru sebagian yang berbuah, tanaman itu sudah menghasilkan 380 ton. Sudah bisa mulai menjadi sumber kehidupan yang kontinu bagi masyarakat setempat.
Baca Juga:
Produk holtikultura pengganti opium mulai membuahkan hasil. Agar bisa bertahan dan menguat di pasar, Kun Chai mempunyai cara kreatif bagaimana memasarkan
BERITA TERKAIT
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara