Catatan Dahlan Iskan tentang Strategi Merebut Hati dan Mengisi Perut di Golden Triangle (Tamat)
Bank Kambing untuk Wilayah Golden Crescent
Senin, 19 Januari 2009 – 00:37 WIB
Lalu didatangkan pula lima orang Yahudi. Tiap satu orang Yahudi akan mengajar satu kelompok orang Afghanistan yang terdiri atas lima orang. Sebelum mereka berangkat ke Doi Tung, Khun Chai memberitahukan apakah mereka mau diajar oleh orang Yahudi. ’’Kenapa Yahudi?” tanya mereka seperti dikutip Khun Chai. ”Apakah tidak ada yang lain?” tanya mereka. Khun Chai menjelaskan, langkah ini dilakukan dengan amat terpaksa karena tidak ada pilihan lain. Memang, ada teknologi serupa, tapi Israellah yang paling baik di dunia.
Akhirnya mereka bisa menerima. Khun Chai menceritakan, saat pertama mereka berkenalan di Doi Tung memang terjadi kekakuan-kekakuan. Tapi, orang seperti Khun Chai yang lincah dan humoris itu punya banyak cara. Apalagi, dia seorang Buddha yang pasti dijamin tidak pro ke mana-mana.
Pelajaran pun berjalan mulus. Memang ada beberapa ’’murid’’ Afghanistan yang terpaksa dipulangkan, tapi tidak ada hubungannya dengan soal agama. Mereka dipulangkan karena tidak memenuhi kualifikasi. Selama 45 hari ’’murid’’ Afghanistan itu diajari guru Yahudi. Kalau awalnya kaku, lama-lama cair. Lalu akrab. Tranfer teknologi pun terjadi dengan mulus. Bahkan, ketika tiba saatnya mengakhiri pelatihan itu, sesuatu yang dramatik terjadi. Saat perpisahan, si Afghan dan si Yahudi itu berangkulan lama dan saling menitikkan air mata.
Momentum itu sangat mahal. Apalagi, ada beberapa ahli dari Eropa yang menyaksikan. Rangkulan berair mata itu pun mengharukan mereka. Bukan saja mengharukan hati mereka, tapi juga kantong-kantong mereka. Itulah rangkulan bernilai hampir Rp 12 miliar. Melihat adegan itu, semua merasa optimistis bahwa proyek kemanusiaan di Afghanistan itu bakal sukses. Pemerintah Belgia, yang mendapat laporan air mata itu, langsung menghibahkan dana 800.000 Euro kepada mereka. Yakni, untuk melakukan studi aplikasi di lapangan.
Kesuksesan melenyapkan opium dari Golden Triangle membuat Khun Chai semakin menarik perhatian PBB. Kerja besar berikutnya menanti, yakni mengikis
BERITA TERKAIT
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara