Catatan Ketua MPR: Bonus Demografi Ketika Lanskap Dunia Kerja Berubah

Untuk generasi Z, misalnya, mereka harus memperoleh informasi yang lebih mendetil tentang kebutuhan pasar kerja pada era digitalisasi dan pemanfaatan AI, termasuk profesi baru dengan ragam kualifikasinya.
Tak kalah pentingnya adalah respons dunia pendidikan karena berkait langsung dengan urgensi literasi digital bagi masyarakat, serta upaya memberi ruang bagi orang muda membangun kompetensi mereka.
Tentunya dibutuhkan penyesuaian kurikulum pendidikan yang relevan untuk menyiapkan orang-orang muda agar kompenten beradaptasi dengan progres digitalisasi dan pemanfaatan AI.
Faktor lain yang tidak bisa dipisahkan adalah keharusan menyediakan infrastruktur teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di dalam negeri yang benar-benar mumpuni.
Pasalnya, Indonesia sudah melakoni digitalisasi, percepatan pembangunan infrastruktur TIK yang mumpuni tidak bisa ditawar-tawar lagi.
Pemerintah hendaknya lebih bersungguh-sungguh mewujudkan infrastruktur TIK yang handal.
Saat ini, dapat diasumsikan bahwa kapasitas dan kapabilitas Infrastruktur TIK Indonesia belum mumpuni, karena target pembangunannya masih jauh dari rampung.
Oleh pemerintah, pembangunan infrastruktur TIK ditargetkan rampung pada 2032.
Indonesia harus menanggapi perubahan lanskap dunia kerja itu dengan program-program yang adaptif dan berfokus pada kompetensi angkatan kerja
- Gibran Buat Konten Bonus Demografi, Deddy PDIP: Jangan Banyak Bikin Video, Kerja Saja
- Ini Respons Ketua MPR Ahmad Muzani soal Usulan 3 April jadi Hari NKRI
- ICS Compute Luncurkan Secure Saver Edge, Solusi CDN Revolusioner
- Dukung Pengembangan Kopi di Indonesia, Ibas: Majukan Hingga Mendunia
- Temui Wamen Guo Fang, Waka MPR Eddy Soeparno Bahas Pengembangan Energi Terbarukan
- Waka MPR Dorong Pengembangan Kompetensi Berkelanjutan Bagi Guru Harus Dijalankan