Catatan Ketua MPR: Hilirisasi SDA Butuh Iklim Usaha Kondusif

Catatan Ketua MPR: Hilirisasi SDA Butuh Iklim Usaha Kondusif
Ketua MPR Bambang Soesatyo. Foto: Dokumentasi Humas MPR RI

Misalnya, fosfat untuk pembuatan pupuk pertanian; belerang yang digunakan dalam industri kimia, kertas, dan farmasi hingga kaolin yang digunakan dalam industri keramik dan kertas.

Selain itu, ada SDA mineral industri seperti garam, zeolit dan talkum yang digunakan dalam industri makanan, kimia, kosmetik, dan farmasi.

Ragam tanaman pangan sektor pertanian dan perkebunan dari Indonesia pun sudah lama diminati pasar global.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, volume ekspor pertanian hingga Juni 2023 mencapai 21,2 juta ton.

Tak hanya kelapa sawit, juga karet alam, kakao, kopi, tanaman hias, rumput laut, ganggang, serta porang.

Belum lagi rempah-rempah khas Indonesia seperti lada yang tumbuh di banyak daerah, serta cengkeh, kayu manis, vanili, pala hingga kapulaga dan andaliman yang sudah menjadi bagian tak terpisah dari masyarakat di banyak daerah.

Semua SDA itu menjadi kekayaan sangat strategis dan sangat berharga bagi masyarakat Indonesia.

Semua itu akan mampu menyejahterakan rakyat Jika dikelola dengan bijaksana, dengan tetap mengedepankan aspek kesinambungan.

Kondusifitas berinvestasi bisa diwujudkan jika otoritas negara mau dan berani mengeliminasi semua faktor penghambat investasi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News