Catatan Ketua MPR: Membangun Manusia Indonesia Lewat Program Makanan Bergizi

Catatan Ketua MPR: Membangun Manusia Indonesia Lewat Program Makanan Bergizi
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo. Foto: Dokumentasi Humas MPR RI

Bagi presiden terpilih yang akan dilantik Oktober 2024, sudah barang tentu akan ada tantangan untuk bisa merealisasikan program Sarapan Bergizi Gratis, utamanya jika APBN 2025 – karena beberapa alasan -- belum bisa mengalokasikan anggaran untuk membiayai program dimaksud.

Namun, bukan berarti tidak ada peluang. Presiden terpilih bersama tim ekonominya dituntut kreatif dalam mengelola APBN 2025 agar program prioritas bisa direalisasikan.

Ada beberapa opsi yang bisa dipilih dan dijalankan oleh presiden.

Mulai dari refokusing anggaran, meningkatkan efektivitas pemanfaatan APBN dengan tidak menolerir pemborosan, penjadualan utang hingga lebih bersungguh-sungguh menutup ruang korupsi, termasuk mengubah atau menyesuaikan skala prioritas program.

Program atau proyek yang tak berkait langsung dengan upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat hendaknya ditunda, termasuk dalam refokusing anggaran adalah menunda atau membatalkan perjalanan dinas, meminimalisir biaya rapat, honorarium, serta belanja atau pengeluaran lain yang nyata-nyata tidak produktif.

Tentang refokusing APBN, tim ekonomi Prabowo bisa menyimak pengalaman atau contoh kasus ketika dampak pandemi Covid-19 mendorong pemerintah melakukan realokasi dan refokusing APBN 2020.

Berdasarkan kalkulasi saat itu, pemerintah butuh tambahan dana Rp 695,2 triliun untuk tiga fokus pembiayaan, meliputi pembiayaan kesehatan publik, perlindungan sosial bagi kelompok masyarakat tidak mampu dan pemberian dukungan bagi dunia usaha.

Sebagian besar dana tambahan itu didapatkan dari efisiensi dan refokusing anggaran pada kementerian dan lembaga.

Program Sarapan Bergizi Gratis yang digagas Prabowo Subianto diharapkan juga bisa menjangkau warga miskin sebagai wujud nyata pembangunan manusia Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News