Catatan Ketua MPR: Mencermati Dampak Eskalasi Ketegangan di Timur Tengah
Oleh: Bambang Soesatyo

Disharmoni itu setidaknya tercermin pada fakta bahwa konflik Israel-Hamas masih berlangsung hingga saat ini, yang menyebabkan penderitaan warga Palestina.
Konflik ini terkesan berlarut-larut, karena tidak banyak negara di kawasan itu berinisiatif atau mengambil peran mengakhiri konflik tersebut.
Palestina terkesan dibiarkan sendirian. Bahkan, beberapa negara di kawasan itu menolak para pengungsi dari Palestina.
Selain peduli pada aspek kemanusiaan, fokus mencermati dampak negatif dari eskalasi ketegangan di kawasan Timur Tengah semata-mata bertujuan memampukan Indonesia meminimalisir ekses dari ragam persoalan yang mengemuka dan tak dapat dihindarkan.
Contoh kasusnya adalah dampak kenaikan harga minyak mentah dan dampaknya terhadap proses pelemahan rupiah. Eskalasi ketegangan di Timur Tengah saat ini pun dipastikan mengganggu rantai pasok global.
Depresiasi rupiah selalu menyebabkan nilai impor BBM otomatis membengkak dalam skala yang bisa signifikan. Harga energi yang mahal akan menggelembungkan biaya produksi di sektor industri dan jasa.
Kenaikan harga bahan baku industri pun terhindarkan.
Dampak lanjutannya adalah kenaikan harga barang dan jasa, termasuk produk impor.
Indonesia harus mengidentifikasi ragam persoalan baru, termasuk memprediksi skenario terburuk dari eskalasi konflik di kawasan Timur Tengah
- IJMI Sebut Pekerja Sawit Indonesia Rawan Dieksploitasi
- Isu Matahari Kembar Diredakan Muzani, Bukan Dasco Apalagi Hasan Nasbi, Tumben
- Muncul Desakan Lengserkan Gibran dari Kursi Wapres, Boni Bilang Mustahil
- Matahari Kembar
- Paus Fransiskus Meninggal, Prabowo: Dunia Kehilangan Sosok Panutan dalam Kemanusiaan
- Billy Mambrasar Tepis Isu Yayasannya Dapat Kemudahan Menggarap Program MBG