Catatan Ketua MPR: Mencermati Dampak Eskalasi Ketegangan di Timur Tengah
Oleh: Bambang Soesatyo

Harga bahan pangan pun pasti mengalami kenaikan.
Ketika nilai pendapatan masyarakat tetap, kenaikan harga barang dan jasa akan memperlemah daya beli atau konsumsi masyarakat, dengan dampak lanjutan adalah percepatan laju inflasi.
Memasuki pekan ketiga April 2024, harga minyak mentah dunia sudah melonjak.
Harga minyak mentah Brent naik 3,5 persen menjadi 90,14 dolar AS per barel. Sedangkan minyak West Texas Intermediate (WTI) naik 3,61 persen menjadi 85,80 dolar AS per barel.
Sementara itu, dari posisi rupiah yang kini di level Rp 16 ribuan per dolar AS, fluktuasinya di waktu-waktu mendatang dipengharuhi oleh dua faktor, yakni kebijakan bank sentral AS, Federal Reserve (Fed), memperlakukan suku bunga acuan, serta durasi dan skala dari konflik Iran-Israel.
Seperti sudah diketahu semua orang, Fed saat ini menerapkan kebijakan suku bunga tinggi, sedangkan konflik Iran-Israel telah mendorong investor menarik dana dari Indonesia dan negara lainnya.
Likuiditas valuta dolar AS yang menipis di dalam negeri serta kebutuhan dolar AS yang menjadi lebih besar untuk impor BBM menyebabkan nilai tukar dolar AS terus menguat.
Gambaran yang diberikan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji akan membantu semua orang lebih memahami permasalahannya.
Indonesia harus mengidentifikasi ragam persoalan baru, termasuk memprediksi skenario terburuk dari eskalasi konflik di kawasan Timur Tengah
- Isu Matahari Kembar Diredakan Muzani, Bukan Dasco Apalagi Hasan Nasbi, Tumben
- Muncul Desakan Lengserkan Gibran dari Kursi Wapres, Boni Bilang Mustahil
- Matahari Kembar
- Paus Fransiskus Meninggal, Prabowo: Dunia Kehilangan Sosok Panutan dalam Kemanusiaan
- Billy Mambrasar Tepis Isu Yayasannya Dapat Kemudahan Menggarap Program MBG
- Gibran Buat Konten Bonus Demografi, Deddy PDIP: Jangan Banyak Bikin Video, Kerja Saja