Catatan Ketua MPR: Merawat Daya Beli dan Konsumsi Rumah Tangga
Oleh: Bambang Soesatyo
Ketika setiap orang atau keluarga terdesak untuk memenuhi kebutuhan yang tak terhindarkan, dia akan menguras tabungan atau mencari pinjaman dengan bunga tinggi.
Hari-hari ini, ketika harga beras dan beberapa bahan pangan lainnya mengalami kenaikan, semua keluarga tentu harus mengeluarkan lebih banyak uang atau biaya (cost push) untuk bisa menyediakan kebutuhan makan di rumah.
Selain mendengarkan keluh kesah ibu rumah tangga, kekhawatiran yang segera mengemuka adalah perhitungan atau perkiraan dampak kenaikan harga bahan pangan itu terhadap laju inflasi.
Menteri Keuangan dan juga Bank Indonesia terus mewaspadai kecenderungan itu.
Perkembangannya cenderung mencemaskan jika mengacu pada pernyataan resmi Badan Urusan Logistik (Bulog).
Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi pada Senin (18/3) mengungkap bahwa harga beras kemungkinan bertahan dan tidak serendah seperti yang diperkirakan semula. Artinya, harga beras sulit turun.
Dia juga menjelaskan bahwa biaya produksi petani sekarang sudah naik.
Ada sejumlah faktor yang membentuk harga gabah, antara lain biaya tenaga kerja yang porsinya paling besar, kemudian biaya sewa lahan, pupuk, dan benih.
Merawat daya beli masyarakat dan kekuatan konsumsi rumah tangga merupakan salah satu faktor penyangga pertumbuhan ekonomi nasional
- Waka MPR Ajak Komunitas Peduli Lingkungan Kolaborasi Atasi Perubahan Iklim
- Ibas: Toleransi, Kasih Sayang, dan Kesehjahteraan Bisa Tangkal Radikalisasi
- Lestari Moerdijat Harap Kekerasan di Lingkungan Pendidikan Harus Segera Ditindaklanjuti
- Hadiri HUT ke-60 Golkar, Bamsoet Apresiasi Prabowo Dukung Perubahan Sistem Demokrasi
- Cerita Local Hero dari Badau, Berkontribusi pada Keluarga & Sekitar
- Lestari Moerdijat: Inklusivitas Harus Mampu Diwujudkan Secara Konsisten