Catatan Ketua MPR: Perubahan Iklim dan PPHN untuk Ketahanan Pangan
Oleh: Bambang Soesatyo
Tahun 2021 lalu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan bahwa Madagaskar menjadi negara pertama yang mengalami bencana kelaparan akibat perubahan iklim.
Durasi kekeringan yang panjang menyebabkan sektor pertanian tanaman pangan di negara itu gagal panen.
Di dalam negeri, informasi tentang petani lokal yang gagal panen akhir-akhir ini pun sudah akrab di telinga sebagian masyarakat, karena contoh kasusnya tidak sedikit dan terjadi di banyak daerah.
Misalnya, menjelang akhir 2021, sekitar 578,5 hektare lahan padi di empat daerah di Jambi gagal panen akibat curah hujan tinggi.
Belum lama ini, di Kabupaten Garut, Jawa Barat, ratusan hektare tanaman tomat dan cabai rusak karena tingginya curah hujan.
Sudah barang tentu banyak petani gagal panen.
Harga cabai yang mahal belakangan ini pun disebabkan banyak petani gagal panen.
Contoh kasus lain yang juga wajib dicermati adalah pengalaman komunitas petani kopi Gayo di Aceh yang mengalami penurunan produktivitas sampai 30 persen akibat perubahan iklim.
PPHN akan mendorong pemerintah untuk segera memulai langkah atau program-program kekinian yang dapat meminimalisir dampak perubahan iklim
- Yayasan GSN dan PT Atthaya Teken MoU soal Bantuan Pupuk untuk Petani Miskin
- Pupuk Kaltim Dorong Generasi Muda Berikan Solusi Inovatif untuk Ketahanan Pangan
- Siti Fauziah Sampaikan Bukti MPR Telah Jadikan UUD 1945 sebagai Konstitusi yang Hidup
- Ibas: Di Tangan Gurulah Masa Depan Bangsa Akan Dibentuk
- Dukung Ketahanan Pangan, IsDB & IFAD Kembangan Pertanian Dataran Tinggi
- Program Upland Kementan Diharapkan Bisa Perkuat Ketahanan Pangan