Catatan Ketua MPR RI: Sejumlah Persoalan Perlu Dibenahi Sebelum Vaksinasi
Oleh: Bambang Soesatyo
Selain dari Tiongkok, dua perusahaan farmasi dari Amerika Serikat (AS), Moderna dan Pfizer, baru-baru ini berani memublikasikan keampuhan vaksin buatan mereka.
Moderna mengklaim keampuhan vaksin buatannya mencapai 94,5 persen.
Pfizer dan mitranya, BioNTech, mengaku keampuhan vaksin buatan mereka mencapai 95 persen.
Dari Eropa, vaksin yang dikembangkan oleh AstraZeneca bersama Universitas Oxford mungkin akan mengajukan klaim yang tidak jauh berbeda.
Sambil menunggu hadirnya vaksin di dalam negeri, ada sejumlah persoalan yang mendesak untuk dibenahi, guna menghindari kerumitan dan kesimpangsiuran saat vaksinasi mulai dilaksanakan.
Karena itu, sejak persiapan hingga pelaksanaan vaksinasi, tata kelola harus diupayakan efektif. Kesimpangsiuran informasi harus dihindari.
Sangat penting bagi Kementerian Kesehatan, sebagai pihak yang berwenang dalam program vaksinasi, mengambil inisiatif untuk menyeragamkan informasi kepada publik.
Apakah realisasi vaksinasi dilaksanakan serentak atau bertahap? Maka, harus ada keseragaman jawab atas pertanyaan tentang ketersediaan vaksin saat vaksinasi mulai dilaksanakan.
Dengan asumsi minimal 160 juta penduduk (70 persen dari total penduduk Indonesia) harus menerima vaksin demi terwujudnya kekebalan kelompok (herd immunity), berarti harus tersedia minimal 320 juta dosis vaksin.
Bamsoet berpesan vaksinasi untuk mendapatkan kekebalan dari virus corona tidak boleh rumit atau membebani masyarakat.
- Bamsoet Minta Polri Jerat Bandar Narkoba Dengan Pasal Tindak Pidana Pencucian Uang
- Waka MPR Lakukan Uji Coba Makan Bergizi Gratis di Donggala
- Eddy Soeparno Dukung Diplomasi Prabowo Membangun Kolaborasi Global Hadapi Krisis Iklim
- MPR & ILUNI FHUI Gelar Justisia Half Marathon, Plt Sekjen Siti Fauziah Sampaikan Ini
- Ahmad Muzani Ingatkan Warga Jaga Persatuan & Kesatuan Menjelang Pilkada 2024
- Pesan Wakil Ketua MPR Edhie Baskoro Yudhoyono ke Generasi Muda, Ada 3 Poin Penting