Catatan Peringatan HUT ke-96 Sumpah Pemuda: Kelas Menengah Indonesia Dimiskinkan?
Oleh: Eva Nila Sari - Pegawai Komisi Nasional Hak Asasi Manusia

Posisi ini lebih rendah 0,1 persen dari data tahun lalu yakni 5,3 persen.
Singkat kata, tidak dapat diingkari bahwa penurunan Kelas Menengah tak terlepas dari menurunnya perekonomian nasional yang telah menyebabkan terbatasnya peluang kerja utamanya di sektor formal.
Ekonomi memang mengalami pertumbuhan, namun sektor mana yang sebenarnya tumbuh? Pasalnya, tingkat ketimpangan di negeri ini masih cukup tinggi.
Fakta ini disampaikan oleh data BPS yang menyatakan bahwa tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia (kelompok kaya dan miskin) menggunakan gini ratio pada Maret 2023, meningkat sebesar 0,388 poin.
Angka ini tertinggi sejak September 2018 yang kala itu pada angka 0,384.
Majunya Negara, Tingginya Kelas Menengah
Statistik Korea Selatan merilis survei yang mengungkap peningkatan persentase orang yang menganggap diri mereka Kelas Menengah, mencapai 60 persen pada tahun 2021.
Kelas Menengah di Singapura muncul dalam waktu yang sangat singkat, hanya satu generasi.
Sumpah Pemuda merupakan ikrar kebangsaan dari kelompok pemuda Indonesia dari berbagai latar belakang suku dan agama pada 28 Oktober 1928.
- Ternyata Kelas Menengah Hidup Pakai Tabungan di Tengah Ketidakpastian Ekonomi
- Kaum Muda Australia Lebih Memilih Tidak ke Dokter
- Siswi SMA1 Al Azhar 4 Bekasi Raih Honourable Mention, AYIMUN ke-16
- Sukses, Ribuan Peserta Hadir di Pemuda HIKMA Fun Run 2025
- BMI Gandeng Mahasiswa dan Pemuda Gelar Indonesian Youth Summit 2025
- Anggota DPRD Didin Sirojudin Minta KNPI Karawang Kedepankan Gagasan