Catatan Peringatan HUT ke-96 Sumpah Pemuda: Kelas Menengah Indonesia Dimiskinkan?

Oleh: Eva Nila Sari - Pegawai Komisi Nasional Hak Asasi Manusia

Catatan Peringatan HUT ke-96 Sumpah Pemuda: Kelas Menengah Indonesia Dimiskinkan?
Sumpah Pemuda merupakan ikrar kebangsaan dari kelompok pemuda Indonesia dari berbagai latar belakang suku dan agama pada 28 Oktober 1928. Ilustrasi. Foto: Pixabay.com

Kelas Menengah ini mencakup hingga 40 persen dari angkatan kerja negara tersebut, dan sebagian besar terdiri dari orang-orang berpendidikan tinggi yang memiliki gelar universitas dan gelar yang lebih tinggi serta fasih berbahasa Inggris.

Berdasarkan klasifikasi tingkat pendapatan Pew, Kelas Menengah China merupakan salah satu yang paling cepat berkembang di dunia, meningkat dari 39,1 juta orang (3,1 persen dari populasi) pada tahun 2000 menjadi sekitar 707 juta (50,8 persen dari populasi) pada tahun 2018.

Saat ini Tiongkok memiliki Kelas Menengah terbesar di dunia, dengan 693,3 juta orang, atau sekitar 53 persen dari total global.

Kelas Menengah mencakup 50 persen dari populasi Amerika Serikat pada tahun 2021, jauh lebih kecil dibandingkan jumlah sebelumnya dalam hampir setengah abad.

Fenomena Kelas Menengah Indonesia seharusnya menjadi perhatian. Kelompok penopang ini selayaknya bisa lebih sejahtera.

Reuters dalam artikel berjudul “Indonesia’s dwindling middle class seen dimming economic outlook” (September 2024), memuat fakta bagaimana PHK saat ini banyak terjadi dan menyasar kelompok menengah. Dikatakan bahwa jutaan pekerja Kelas Menengah RI kini menjadi lebih miskin.

Lebih lanjut, disebutkan meskipun perekonomian Indonesia telah bangkit kembali setelah pandemi yaitu di atas 5 persen per tahun sejak tahun 2022 dan inflasi yang secara umum rendah, menyusutnya Kelas Menengah dikhawatirkan akan menekan pertumbuhan di masa depan.

Sebab pemerintah harus menghadapi pendapatan pajak yang lebih rendah dan kemungkinan subsidi yang lebih besar.

Sumpah Pemuda merupakan ikrar kebangsaan dari kelompok pemuda Indonesia dari berbagai latar belakang suku dan agama pada 28 Oktober 1928.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News