Catatan untuk Pemerintah: Stimulus Fiskal Belum Cukup Mendorong Pengembangan Green Economy

Untuk itu, perlu komitmen yang selaras dan memiliki road map atau peta jalannya untuk menuju green economy.
Di kesempatan yang sama, anggota Komisi VII DPR Ratna Juwita Sari menilai bahwa Indonesia belum serius menuju green economy.
Pasalnya, belum ada regulasi yang jelas dan ekosistem usaha masyarakat yang masih 'nyaman' di zona konvensional.
Ratna mengatakan paket stimulus seperti kebijakan fiskal belum cukup mendorong pengembangan proyek-proyek green economy.
"Karena selama ini paket stimulus fiskal masih bersifat umum. Belum ada yang secara spesifik memberikan previllege kepada pegiat green economy," ujarnya.
Untuk itu, perlu adanya regulasi yang jelas, misalnya mempercebat Rancangan Undang-Undang Energi Baru dan Terbarukan (RUU EBT).
Selain itu, pemerintah juga harus berani memberikan insentif untuk menstimulus para pengusaha agar mau berinvestasi di green economy.
Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini pun mengapresiasi langkah Kementerian ESDM menggandeng salah satu bank BUMN untuk mendukung pembiayaan pembangunan PLTS Atap. "Usaha yang patut diapresiasi dan seharusnya diikuti bank lainnya," tuturnya. (flo/jpnn)
Paket stimulus seperti kebijakan fiskal belum cukup mendorong pengembangan proyek-proyek green economy.
- TASPEN Rayakan 62 Tahun Penuh Kepedulian, Beri Bantuan Kursi Roda ke Peserta Pensiun
- Perjalanan Gemilang 62 Tahun TASPEN: Ini Sederet Inovasi dan Transformasi Layanan
- Kehadiran Rumah Layak Huni di Karawang Jadi Bukti Kepedulian Peruri
- ARVINDO Minta Perlindungan Pemerintah untuk Segmen Open System
- Top! TASPEN Berhasil Masuk Jajaran Tempat Kerja Terbaik di Indonesia versi LinkedIn
- TASPEN Raih Penghargaan Employees Choice di Ajang 6th Indonesia Best 50 CEO Award