Caterpillar dan Schneider Perluas Usaha di Batam

Gusmardi mengakui kompetisi antar negara di bidang penyediaan lahan industri memang berat. Untuk menyaingi Johor Malaysia masih butuh jalan panjang, namun tidak dengan Vietnam karena Batam masih lebih baik dari negara komunis tersebut.
"Di Batam, masa pengelolaan lahan bisa mencapai 80 tahun. Sedangkan di Vietnam yang dulunya 60 tahun malah dikurangi sebanyak 30 tahun," ungkapnya.
Selain itu, jika ada perusahaan-perusahaan yang tutup di Batam, Gusmardi meminta jangan salahkan BP Batam karena pada dasarnya dunia industri juga berjalan sebanding dengan kemajuan teknologi.
"Inikan bisnis. Ada pasar, apalagi Batam sangat terpengaruh pasar global, jika Singapura menurun, kita juga ikutan," jelasnya.
Teknologi juga menentukan peran dari daya saing perusahaan industri. Teknologi yang kalah saing tentu membuat perusahaan tidak akan mampu bertahan hidup karena ada teknologi yang lebih baik lagi.
"Contohnya Sanyo Battery yang sudah tutup tahun lalu. Mereka tak bisa berkompetisi lagi karena teknologinya kalah bersaing. Akibatnya terpaksa kurangi karyawan supaya bisa hidup atau malah tutup," tegasnya.(leo)
Dua investor asing asal Jerman, Catterpillar dan Schneider memperluas usahanya di Batam, Kepulauan Riau.
Redaktur & Reporter : Budi
- Gubernur Jateng Tawarkan Langsung Investasi kepada 100 Investor dari 5 Negara
- Jangan FOMO Investasi Emas, Sebelum Tahu Soal Ini
- Pembangunan Jateng Andalkan Investasi, Gubernur Ahmad Luthfi: Tingkatkan Pelayanan
- Prabowo Sebut Pemerintah Qatar Bakal Investasi USD 2 Miliar untuk Danantara
- Bitcoin Jadi Peluang Investasi Jangka Panjang di Tengah Krisis Global
- PIK 2 Jadi Oase Investasi Properti Menjanjikan di Tengah Ketidakpastian Global