Catrice Sheyang, Dokter Teladan yang Betah di Pedalaman Kalimantan
Tiga Jam Naik dan Dorong Perahu untuk Temui Pasien
"Saya akhirnya betah juga. Bahkan, rasanya berat meninggalkan desa itu. Warga di sana sudah menganggap saya seperti keluarga," tutur alumnus Universitas Hang Tuah, Surabaya tersebut.
Satu hal yang membuat Catrice betah, dirinya menganggap bertugas di pedalaman merupakan hal yang wajar bagi seorang dokter. "Selain itu, saya hobi traveling. Jadi, saya anggap ini jalan-jalan lama yang dibayar," jelasnya.
Tentu, banyak suka duka yang Catrice alami selama bertugas di pedalaman Kalimantan. Salah satu yang tidak terlupakan, saat tengah malam, rumahnya diketuk warga yang meminta tolong karena ada pasien yang pingsan.
"Begitu dapat kabar, saya langsung menyiapkan peralatan. Tak tahunya, pasien itu berada di desa lain. Saya harus menggunakan perahu kecil untuk sampai ke sana. Jadi, saya balik ke rumah ambil perlengkapan tambahan," ungkap Catrice.
Selama bertugas di Long Bang, tidak jarang Catrice dibayar sayuran atau ayam. "Mirip di sinetron ya. Tapi, saya benar-benar mengalami. Ternyata memang ada yang begitu," terangnya.
Menurut dia, 80 persen warga Desa Long Bang dan sekitarnya merupakan warga kurang mampu dan peserta Jamkesmas. "Jangan kaget, untuk bayar biaya berobat yang hanya Rp 3 ribu, mereka kadang tidak bisa, apalagi kalau belum panen. Karena itu, saat panen, kadang saya dikasih beras atau ayam. Sebab, waktu berobat, mereka tidak bisa bayar," paparnya.
Medan yang berat juga harus diatasi Catrice dalam bertugas. Puskesmas tempatnya bertugas membawahi enam desa di Kecamatan Peso. Hampir semua desa itu hanya bisa dilalui dengan perahu kecil atau ketinting. Tidak jarang, sungai yang dilaluinya berarus deras, bahkan ada jeram.
"Pernah saya mendapat laporan bahwa ada pasien persalinan di salah satu desa. Untuk ke sana, kami harus menyusuri sungai dengan ketinting selama tiga jam. Di kanan-kiri sungai itu terdapat hutan lebat. Perjalanan juga tidak muslus. Kadang saya harus turun dan berjalan di air karena perahu kandas. Saya harus membantu mendorong perahu," tuturnya.
Sebagai gadis yang sejak lahir hingga lulus kuliah selalu hidup di kota besar, tinggal di pedalaman Kalimantan tentu tidak mudah bagi Catrice Sheyang.
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas