Cawapres dari Tokoh Islam Moderat Bisa Kurangi Ekstremitas
”Selain itu, cawapres juga perlu memiliki integritas memadai dan relatif bersih dari korupsi. Dan yang terpenting, bisa diterima oleh publik,” tegasnya.
Meskipun dari segi politik kandidat cawapres berbasis parpol dianggap lebih menguntungkan dibandingkan dengan yang nonparpol, namun Dodi tetap mengapresiasi munculnya nama cawapres dari kalangan nonparpol. Apalagi, peluang tersebut saat ini masih terbuka lebar.
"Keuntungan cawapres yang berpartai, dia punya leverage (pengaruh) di parlemen sehingga bisa lebih mudah diterima. Sebab, anggota parlemen umumnya partisan atau mengejar ego mereka sendiri,” jelas Dodi.
Saat ditanyakan peluang Din Syamsuddin menjadi cawapres lantaran dianggap mewakili Islam moderat dan berasal dari kalangan nonparpol, Dodi berkilah, hal itu bergantung dari capresnya.
”Namun, menurut hemat saya, Din itu moderat, tapi tidak persis di tengah,” ujarnya.(jpg/jpnn)
Tokoh Islam moderat dianggap bisa menjadi pancang tengah agar kelompok-kelompok di Indonesia tidak semakin terbelah
Redaktur & Reporter : Budi
- Deddy Sitorus Bicara Soal Perubahan Sikap Jokowi Setelah Pilpres 2019, Jleb Banget!
- Prabowo Pernah Ucapkan 'Ndasmu' untuk Klaim Presiden Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi
- Debat Perdana Capres, Anies Didukung Ayah Korban Tewas Kerusuhan Pilpres 2019
- Uhamka & Sofia University Sepakat Mendirikan Pusat Transformasi, Fokus Islam Moderat
- Saiful Mujani Ingatkan Jangan Sampai Terulang Perbuatan Merusak Demokrasi
- Banyak Keunggulan, Erick Thohir Bisa Diterima Semua Elemen Masyarakat