Cawapres KH Maruf Amin Dan Sandiaga Uno Saling Serang Namun Santun Di Debat Ketiga

Cawapres KH Maruf Amin Dan Sandiaga Uno Saling Serang Namun Santun Di Debat Ketiga
Cawapres KH Maruf Amin Dan Sandiaga Uno Saling Serang Namun Santun Di Debat Ketiga

Penjabaran umum KH Maruf Amin dikritisi santun oleh Sandiaga Uno dengan merujuk kasus warga Ibu Lis yang diklaimnya berhenti berobat karena obatnya tidak lagi di jamin ole BPJS.

"Kisah Ibu Lis yang pengobatannya harus berhenti karena obatnya tidak dibayarkan BPJS ini tidak boleh ditolerir. Kuncinya pembenahan. Kami dalam 200 hari pertama akan cari akar masalahnya dan menghitung jumlahnya berapa. Kita akan panggilkan tenaga aktuaria terbaik." janjinya.

Saling serang soal tenaga kerja asing dan stunting

Cawapres KH Maruf Amin Dan Sandiaga Uno Saling Serang Namun Santun Di Debat Ketiga Photo: Cawapres KH Maruf Amin dan Sandiaga Uno saling serang di segmen debat terbuka (Live Streaming MetroTV)

Suasana debat dan adu argumen baru agak terasa di segmen ke-4 dan ke-5 ketika kedua cawapres diperbolehkan mengajukan pertanyaan kepada masing-masing lawannya.

Sandiaga Uno yang mendapat giliran pertama untuk bertanya memilih mengangkat isu ketenagakerjaan. Sandiaga antara lain mempertanyakan strategi kubu 01 untuk mengatasi pengangguran yang didominasi lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan isu maraknya tenaga kerja asing, dua isu yang kerap menjadi kritik utama kubu Prabowo Sandi terhadap kinerja kubu petahana.

"Saat pengangguran masih ada 7 juta dan kualitas lapangan pekerjaan belum optimal, pemerintah malah mencabut beberapa keharusan bagi tenaga kerja asing, seperti keharusan mampu berbahasa Indonesia, visa untuk tenaga kerja di strata bawah. Padahal banyak sodara kita yang belum mendapatkan pekerjaan, tapi lapangan kerja justru diberikan pada asing." tanya Sandiaga Uno.

Namun serangan halus ini dijawab tenang oleh KH Ma'ruf Amin, ia menegaskan kalau jumlah tenaga kerja asing di Indonesia sangat kecil.

"Tenaga kerja asing di Indonesia terkendali dan jumlahnya hanya dibawah 0,01 % dan itu adalah yang paling rendah di seluruh dunia." tukas KH Ma'ruf Amin.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News