CBC: Perbankan Wajib Kembalikan Pendapatan Judi Online ke Negara

jpnn.com, JAKARTA - Judi online (judol) yang berasal dari Kamboja dan Myanmar memiliki keterkaitan dengan bisnis opium di Golden Triangle.
Maraknya, judi online berkorelasi positif dengan maraknya perdagangan opium di Golden Triangle.
“Cara menghancurkan judol (judi online, red) sangatlah mudah karena judi online dan aktivitas bisnis lainnya menjalankan prinsip bank follows the trade. Jika ingin menghancurkan aktivitas judol, hancurkan sistem pembayaran yang mendukungnya. Yakni, perbankan dan lembaga keuangan nonbank,” kata Presiden Direktur Centre for Banking Crisis (CBC) Achmad Deni Daruri, Jakarta, Selasa (9/7).
Selama ini, kata Deni, Bank Indonesia mempermudah izin pelaku judi online bertransaksi di perbankan.
Sementara Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku pengawas perbankan, terkesan abai.
“Belakangan, untuk memerangi aktivitas judi online, OJK menginstruksikan bank untuk tidak hanya memblokir rekening, tapi juga mengembalikan keuntungan bank yang diperoleh dari transaksi tersebut," ungkapnya.
Pendirian layanan jasa pembayaran oleh pemilik judi online, kata dia, dapat dilihat sebagai strategi untuk memfasilitasi transaksi keuangan besar dan sering. Ini menjadi karakteristik umum dari industri judol.
Dengan memiliki layanan pembayaran sendiri, pemilik judol dapat mengurangi ketergantungan kepada penyedia layanan pembayaran eksternal yang mungkin memiliki batasan transaksi, atau biayanya mahal.
Presiden Direktur Centre for Banking Crisis (CBC) Achmad Deni Daruri mengatakan Bank Indonesia mempermudah izin pelaku judi online bertransaksi di perbankan.
- Kapolres Banyuasin Minta Warga Aktif Berantas Judi Online
- Duit Habis Dipakai Judol, Pria di Bandung Pura-Pura Jadi Korban Begal, Bikin Gaduh
- Seluruh PMI di Kamboja Ilegal, Banyak Terjebak Judi Online & Penipuan
- Dasco Dituding Terlibat Judol, Mantan Anggota Tim Mawar: Upaya Intelijen Asing Gembosi Pemerintah
- Fitnah dan Insinuasi Tingkat Tinggi Terhadap Sufmi Dasco Ahmad
- Aktivis Kritik Pemberitaan soal Dasco, Terlalu Menghakimi Sepihak