Cegah Bertambahnya Pengangguran, Tolak Penggabungan Volume SKM dan SKT
jpnn.com, JAKARTA - Anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar Firman Soebagyo menolak penggabungan volume produksi antara Sigaret Kretek Mesin (SKM) dan Sigaret Kretek Tangan (SKT).
Menurutnya, penggabungan itu hanya akan meningkatkan jumlah pengangguran. Selama ini SKT mempekerjakan banyak karyawan.
Menurut Firman, kalau volume produksi digabung dengan SKM maka bakal banyak produsen rokok yang mengurangi jumlah karyawan sebagai langkah efisiensi. Hal ini jelas merugikan.
Dikatakan, ratusan ribu orang akan kehilangan pekerjaan seketika, jika kebijakan penggabungan ini diterapkan.
"Kami keberatan dengan hal ini, masyarakat banyak harus dipikirkan juga,” ujar Firman di Jakarta, Jumat (1/3).
Firman dalam keterangan tertulis yang diterima media ini menjelaskan, basis dan konstituennya berasal dari daerah penghasil tembakau dan beberapa diantaranya telah menggantungkan hidup menjadi buruh dan pekerja pada produsen kretek tangan.
“Contohnya perusahaan Sukun yang memiliki tenaga kerja mencapai 10.000 orang dan kini tinggal 4.500 orang saja. Padahal perusahaan tersebut milik pribumi yang harus dibantu,” tuturnya.
Firman memprediski, tahun ini tidak akan ada pembahasan mengenai perubahan Peraturan Menteri Keuangan (PMK).
Politisi Partai Golkar Firman Subagyo mengatakan, penggabungan volume SKM dan SKT hanya akan menambah jumlah pengangguran.
- Komitmen Dorong Perekonomian Nasional, Nojorono Kudus Terus Inovasi Produk
- Bea Cukai Kudus Bongkar Timbunan Batang Rokok Ilegal, Jumlah Fantastis
- Lewat Gempur Rokok Ilegal, Bea Cukai Selamatkan Kerugian Negara Ratusan Juta Rupiah
- Bea Cukai Gagalkan Peredaran Jutaan Batang Rokok Ilegal Lewat Patroli Darat
- Terdampak Kenaikan Cukai, Elemen SKT Sampaikan Harapannya
- Bea Cukai Gelar Pemusnahan Barang Hasil Penindakan