Cegah HIV, Khitan Massal di Penjara
Sabtu, 30 Oktober 2010 – 20:30 WIB
JOHANNESBURG - Sebagai negara dengan jumlah penderita AIDS terbanyak di dunia, Afrika Selatan (Afsel) berusaha keras memerangi penyebaran virus HIV. Salah satunya dengan membudayakan khitan. Kemarin (29/10), Dinas Kesehatan Provinsi KwaZulu Natal menyunat seluruh narapidana yang mendekam di penjara provinsi.
"Sejauh ini, sudah 148 narapidana di Penjara Qalakabusha yang disunat," kata Sibongiseni Dhlomo, kepala dinkes provinsi, seperti dikutip Kantor Berita South African Press Association (SAPA). Sunat massal terhadap narapidana itu sengaja dilakukan di KwaZulu Natal. Sebab, provinsi tersebut menempati urutan pertama wilayah dengan jumlah penderita AIDS terbesar di Afsel.
Baca Juga:
Lewat khitanan masal tersebut, Dhlomo berharap bisa meredam penyebaran HIV di wilayahnya. Paling tidak, meminimalkan penyebaran virus mematikan itu di dalam penjara provinsi. Sebab, jika dibandingkan dengan tempat lain, virus HIV jauh lebih cepat menular di dalam penjara. "Target kami adalah menyunat 2,5 juta narapidana di wilayah ini pada Juni 2014," ungkapnya.
Meski yang disunat adalah narapidana, dinkes tetap melibatkan rumah sakit dalam proses tersebut. Secara bertahap, para narapidana pria dibawa ke rumah sakit yang sudah ditunjuk dan menjalani proses sunat di sana. Menurut Dhlomo, tim medis sengaja dilibatkan untuk menghapuskan citra negative khitan. Di Afsel, sunat biasanya dilakukan dengan metode kuno yang menyakitkan.
JOHANNESBURG - Sebagai negara dengan jumlah penderita AIDS terbanyak di dunia, Afrika Selatan (Afsel) berusaha keras memerangi penyebaran virus HIV.
BERITA TERKAIT
- Trump Sesumbar Bakal Membereskan Perang di Ukraina, Menlu Amerika: Ini Sulit
- Donald Trump Kembali Berkuasa, Para Pemimpin Eropa Tak Gembira
- Donald Trump Presiden Amerika, Ini 5 Pernyataan Kontroversialnya di Hari Pertama
- Trump Siapkan Kebijakan untuk Menghukum Kanada & Meksiko, Tunggu 1 Februari!
- Trump Bikin Gebrakan Hari Pertama, Langsung Teken Keppres agar AS Keluar dari WHO
- Hamas Siap Berdialog dengan Utusan Donald Trump demi Gaza, Ini Syaratnya