Cegah Mudik, Jangan Sampai Kasus Covid-19 di Indonesia Membeludak seperti India
jpnn.com, JAKARTA - Masyarakat berpotensi mudik lebih cepat untuk menghindari larangan pulang kampung atau bepergian keluar kota pada 6-17 Mei 2021 mendatang.
Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo mengatakan tindakan pemudik colong start tersebut bisa mengancam pertahanan kesehatan.
Oleh karena itu dia meminta pemerintah mewaspadai pemudik yang colong start. Menurutnya, hal itu bisa saja terjadi berdasarkan pengalaman beberapa libur panjang sebelumnya, kasus positif Covid-19 meningkat signifikan.
"Harus diwaspadai potensi mudik di luar ketentuan resmi, karena akan mengancam pertahanan kesehatan kita. Kasus di India harus menjadi cermin kita bersama," kata Rahmad di Jakarta.
Jumlah pasien covid-19 di India meledak dengan 100 ribu kasus baru per hari. Pemicunya diduga euforia masyarakat yang berlebihan setelah pemerintah berhasil memberikan vaksin kepada masyarakat dalam jumlah cukup besar.
Menurut Rahmad perlu langkah dan antisipasi nyata dari pemerintah pusat, pemda, dan seluruh elemen masyarakat untuk menghindari peningkatan kasus Covid-19 seperti di India. Salah satu caranya mematuhi larangan mudik.
Rahmad mengingatkan pandemi setiap saat bisa meledak jika masyarakat lengah dan abai terhadap ketentuan pemerintah.
"Bila nekat mudik, perlu langkah tegas dari aparat desa dan petugas keamanan untuk melarang masuk wilayah tujuan. Jika nekat, diminta pulang lagi," tutur Rahmad.
Semua pihak diminta berkaca dari peningkatan kasus covid-19 di India setelah euforia hari raya sehingga menahan diri agar tidak mudik.
- Dunia Hari Ini: Kecelakaan Bus di India Telan Puluhan Nyawa
- Indonesia dan India Jalin Kerja Sama Produk Hilir Timah
- Perempat Final Piala Suhandinata 2024: Garuda Muda Pantang Meremehkan India
- Dunia Hari Ini: Puluhan Tewas dan Ribuan Mengungsi Akibat Banjir di India
- Tanpa Lipstik
- Dunia Hari Ini: Banjir di India Tewaskan Tujuh Orang