Cegah Penularan COVID-19 dengan Memahami Perilaku dan Temukan Informasi yang Tepat

Sementara itu 23,2 persen melakukan satu dari perilaku 3M. Hanya 9,3 persen dari responden yang tidak melakukan kepatuhan terhadap 3M sama sekali.
“Apabila dianalisa secara individual, menjaga perilaku jaga jarak (47 persen) lebih rendah daripada memakai masker (71 persen) dan mencuci tangan (72 persen). Khusus untuk jaga jarak, ternyata didapatkan adanya aspek norma sosial yang berperan di sini seperti, merasa tidak enak menjauh dari orang lain, orang lain yang mendekat ke saya, atau berpikir bahwa semua orang juga tidak menjaga jarak,” terang Risang Rimbatmaja, Konsultan UNICEF.
Selanjutnya, kata Risang, terdapat konsep kesalahan persepsi di masyarakat terkait penularan Covid-19.
Tidak sedikit masyarakat menganggap orang sehat tidak bisa menularkan penyakit.
Hal itu, menurut Risang, menjadi faktor rendahnya penerapan perilaku menjaga jarak di kalangan masyarakat.
“Yang tidak kalah menonjol adalah salah persepsi, saya sehat atau orang lain sehat kenapa harus jaga jarak? Kelihatannya konsep Orang Tanpa Gejala (OTG) masih belum betul-betul berada di benak masyarakat,” jelas Risang.
UNICEF Communications Development Specialist Rizky Ika Syafitri mengatakan, asosiasi negatif atas Covid-19 rupanya memiliki sisi positif.
- Satgas Covid-19 Tegaskan Pintu Masuk Indonesia Terus Diperketat Cegah Omicron
- Cegah Penyebaran Omicron, Ini Daftar 14 Negara yang Dilarang Masuk Indonesia
- Jelang PTM 100 Persen, Bu Retno Ungkap Pelanggaran Protokol Kesehatan di Sekolah
- Satgas Covid-19 Perketat Pintu Masuk di Batam Menyusul Temuan Tes PCR Palsu
- Satgas Covid-19 Minta Masyarakat Lakukan Hal ini Agar Terhindar dari Omicron
- Ada 8 Kasus Omicron, Satgas Covid-19 Minta Rumah Sakit Lakukan Ini