Cegah Penyakit Mematikan, Ilmuwan Teliti Sistem Kekebalan Tubuh Kelelawar

Para ilmuwan menemukan bahwa kelelawar hanya memiliki tiga hormon kimia - atau interferon - yang melawan infeksi, jauh lebih sedikit dari jumlah interferon yang ditemukan pada manusia.
"Ini mengejutkan mengingat kelelawar memiliki kemampuan unik ini untuk mengontrol infeksi virus yang mematikan pada orang dan nyatanya mereka bisa melakukan ini dengan angka interferon yang lebih rendah," ungkap Dr Michelle.
Para ilmuwan sekarang akan bisa melihat bagaimana mereka mengarahkan respon imun spesies lain agar berperilaku dalam cara yang mirip dengan kelelawar, yang secara dramatis bisa mengurangi tingkat kematian yang terkait dengan penyakit, seperti Ebola.
Terapi interferon sudah digunakan untuk mengobati pasien dengan kondisi seperti hepatitis C dan multiple sclerosis tetapi ada efek samping yang berbahaya dari interferon dosis besar.
"Jika kami bisa mengarahkan respon itu sehingga ia tak merangsang efek racun tetapi memicu respon anti-virus, itu sungguh fantastis," sebut Dr Michelle.
Langkah selanjutnya, yang akan menjadi proses panjang, adalah memahami bagaimana kelelawar bisa mentolerir interferon tingkat tinggi tanpa efek samping berbahaya yang terlihat pada manusia.
Indikasi awal adalah gen yang terinduksi interferon kelelawar, yang kurang meradang ketimbang mereka yang diaktifkan pada spesies lain.
Penelitian internasional ini telah dipimpin oleh lembaga penelitian Australia ‘CSIRO’, bekerja sama dengan ‘Duke-NUS Medical School’ dan Institut Burnet.
Para ilmuwan Australia telah menemukan alasan mengapa kelelawar tak terkena sakit dari virus seperti Ebola, temuan yang bisa mengungkap kunci untuk
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia