Cegah Penyebaran Covid-19, Sleman Menyekat Barak Pengungsian Gunung Merapi
jpnn.com, SLEMAN - Ratusan pengungsi Gunung Merapi yang merupakan kelompok rentan mulai memasuki barak pengungsian Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, Sabtu (7/11).
Data sementara para pengungsi terdiri dari 95 orang usia lanjut usia, sembilan difabel dan 30 anak dan balita.
Sementara para warga kelompok non-rentan diminta bersiaga. Terlebih jika status Gunung Merapi naik menjadi awas.
Saat ini kondisi seluruh warga sekitar lereng Merapi yang masuk dalam kawasan rawan bencana (KRB) wajib mengungsi.
“Sudah kami buatkan sekat atau bilik kecil untuk satu orang, tetapi kalau statusnya suami istri atau keluarga bisa lebih dari satu orang. Kelompok rentan terdiri dari ibu hamil, ibu beserta balita, kami evakuasi ungsikan di belakang balai desa Glagaharjo,” kata Bupati Sleman Sri Purnomo ditemui Radar Jogja di Barak Pengungsian Glagaharjo.
Pemasangan sekat bilik memiliki alasan tersendiri. Berupa penerapan protokol kesehatan Covid-19. Implementasi dari jaga jarak atau sosial distancing selama di barak pengungsian.
SP, sapaannya, memastikan tak ada rapid diagnostic test bagi para pengungsi. Ini karena wilayah Kalurahan Glagaharjo masuk dalam zona hijau.
Artinya penularan atau sebaran Covid-19 di wilayah ini masih sangat rendah.
Seluruh warga sekitar lereng Gunung Merapi yang masuk dalam kawasan rawan bencana wajib mengungsi.
- Human Initiative Berhasil Berdayakan Warga Jadi Sukarelawan Tangguh Bencana
- Peduli Sesama, Octa Lakukan Ini di Sejumlah Negara
- Gunung Merapi Luncurkan 143 Kali Guguran Lava selama Sepekan
- 3 Gunung Api Erupsi, Ada Potensi Bahaya Gas Beracun dari si Laki-laki
- Aktivitas Gunung Merapi Cukup Tinggi, BNPB: Waspada Potensi Bahaya Guguran Lava
- Gunung Merapi Meluncurkan Awan Panas, Warga Diimbau Menjauh