Cegah Perluasan Kanker Payudara
Rabu, 10 November 2010 – 06:26 WIB
JAKARTA - Skrining terhadap kanker payudara di Indonesia masih bersifat individual dan sporadik. Program deteksi dini juga masih belum efektif dan efisien. Bila tidak dilakukan kerjasama secara komprehensif, kanker dengan insiden tertinggi nomor dua di Indonesia setelah kanker leher rahim ini akan menjadi kasus terbesar pertama. Survey yang dilakukan Yayasan Kesehatan Payudara yang didirikan Linda Amalia Sari juga memperlihatkan hal sama. Pada 2005 menunjukkan 80 persen masyarakat tidak mengerti pentingnya pemeriksaan dini payudara. Hanya 11,5 persen yang paham, sementara sisanya (8,5 persen) tidak tahu.
"Kanker payudara merupakan isu sangat penting bagi perempuan, karena terkait kesehatan reproduksi perempuan,’’ kata Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Sari dalam sambutan pada seminar dan talkshow bertema Pengenalan dan Deteksi Dini Kanker Payudara untuk Masyarakat Umum di Jakarta, Selasa (9/11).
Linda yang berhasil terbebas dari kanker payudara ini menjelaskan beberapa poin secara detail dan nyata bahwa kanker tersebut merupakan kanker solid yang mempunyai insiden tertinggi di dunia. Di Indonesia, berdasarkan data Global Burden of Cancer (Globacon), terdapat 26/100.000 perempuan. Data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2007 menunjukkan kejadian kanker payudara mencapai 21,69 persen, lebih tinggi dari kanker leher rahim yang angkanya 17 persen.
Baca Juga:
JAKARTA - Skrining terhadap kanker payudara di Indonesia masih bersifat individual dan sporadik. Program deteksi dini juga masih belum efektif dan
BERITA TERKAIT
- Jaga Kesehatan Mata dengan Rutin Mengonsumsi 4 Makanan Ini
- 8 Khasiat Nangka, Aman Dikonsumsi Penderita Penyakit Ini
- 5 Khasiat Air Kunyit Campur Serai, Bikin Gula Darah Tetap Normal
- 6 Manfaat Biji Pepaya, Ampuh Jaga Kesehatan Ginjal
- 7 Makanan Ini Musuh Besar Penderita Diabetes
- 7 Makanan Pemicu Sembelit