Cegah Politik Transaksional dengan Edukasi Politik
![Cegah Politik Transaksional dengan Edukasi Politik](https://cloud.jpnn.com/photo/arsip/watermark/2018/11/14/pemilu-2019-ilustrasi-radartegalcom.jpg)
Menurut dia, biaya yang harus dikeluarkan tersebut tidak sebanding dengan gaji anggota dewan. Maka dari itu, tidak terelakkan jika caleg yang terpilih melakukan politik transaksional tersebut.
Ekonom dari Center for Islamic Studies in Finance, Economics and Development (CISFED) ini menilai, demokrasi Indonesia pasca-reformasi belum melahirkan demokrasi yang substantif, yakni demokrasi yang berdampak terhadap terciptanya layanan publik dengan baik. Di negara maju, kelancaran proses demokrasi bisa terlihat dari efeknya terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Demokrasi perlu dibedakan dengan pemilu. Demokrasi yang substantif bukan aksesoris, harus diterjemahkan pada pelayanan publik yang baik, berfungsinya sistim penegakan hukum dan keadilan. Ini yang perlu dikritisi," sebut dia.(chi/jpnn)
Perlu pendidikan politik yang berkelanjutan untuk menyiapkan rakyat yang cerdas dan pemimpin berkualitas serta berdedikasi tinggi kepada nusa dan bangsa.
Redaktur & Reporter : Yessy
- 3 Pesan Penting Sekjen PKS kepada Semua Anggota DPRD
- Waka MPR: Keterlibatan Perempuan dalam Politik Bukan Hanya Sekadar Hak, tetapi
- Sandi Rahmat Mandela Resmi Menjabat Waketum AMPG
- Prabowo: Kalau Politik, Saya Belajar dari Pak Jokowi
- BSKDN Ungkap Isu-Isu Strategis dalam Evaluasi Pilkada 2024
- Danantara Dinilai Mampu Mengungguli Temasek, Ini Syaratnya