Cegah Putus Sekolah, Aris Prasetyo Ajak Siswa Bikin Film Pendek
Empat Tahun, Jumlah Murid Naik Tujuh Kali Lipat
Rabu, 26 Desember 2012 – 02:51 WIB
Namun, Aris sebenarnya baru belajar membuat film pendek secara otodidak pada 2004. Bersama sahabatnya, Bowo Leksono, yang pengetahuannya tentang film sama-sama nol puthul, keduanya nekat membuat film pendek berjudul Si Buta dan Penuntunnya.
"Setelah itu, saya dan Bowo sempat bikin film pendek bersama. Tujuan kami ingin melestarikan local power. Maka, semua film yang kami buat pakai bahasa Jawa Banyumasan," tuturnya.
Ketika Aris memilih fokus sebagai guru sambil mengembangkan pembuatan film pendek di kalangan anak didiknya, Bowo terus berkosentrasi pada pengembangan komunitas di Purbalingga. "Kami tetap berhubungan baik di komunitas (film, Red). Tapi, proses kreatif jalan sendiri-sendiri," terangnya.
Untuk menunjang ekskul film, Aris merelakan handycam pribadinya yang berukuran kecil menjadi alat eksperimen para siswa. Belakangan, dia membeli kamera panggul seharga Rp 9 jutaan. "Tapi, hasilnya jelek. Gambarnya kayak handycam," ujarnya, dengan nada jengkel.
Awalnya, niat Aris Prasetyo mendirikan kegiatan ekstrakurikuler film di SMP tempatnya mengajar sangat sederhana. Dia hanya ingin menarik minat anak-anak
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408