Cegah Radikalisme di Kampus, BNPT Gandeng Umaha
jpnn.com, JAKARTA - Para pelaku aksi terorisme yang terjadi di Indonesia pada akhir-akhir ini berada di rentang usia 23-27 tahun.
Generasi muda yang masuk dalam kelompok tersebut adalah generasi yang masih produktif.
Namun, kenyataannya banyak di antara mereka yang justru menjadi pelaku terorisme.
Fakta itu disampaikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius saat melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan Universitas Maarif Hasyim Latif (Umaha) Sidoarjo di Jakarta Kamis (20/4).
“Generasi muda yang menjadi pelaku teror ternyata tidak dipengaruhi oleh status ekonomi, tingkat kecerdasan, atau status pekerjaan. Paham radikalisme ini justru mudah menyasar di kalangan lembaga pendidikan,” terang mantan Sekretaris Utama (Sestama) Lemhanas RI ini.
Menurut alumnus Akpol tahun 1985 itu, BNPT bersama Umaha mulai mencari akar masalah terjadinya paham radikalisme di kalangan dunia pendidikan.
Hal itu dilakukan guna menyusun kajian ilmiah pencegahan dunia radikalisme yang berada di dunia pendidikan.
“Kalau dulu para pelaku teror ini identik dengan orang yang sudah berumur dan berpengalaman di daerah konflik. Namun, di era saat ini, basis pelaku teror ini bergeser ke usia yang lebih muda karena begitu masifnya teknologi informasi yang mudah diakses oleh kalangan muda ini,” kata mantan Kabareskrim Polri ini.
Para pelaku aksi terorisme yang terjadi di Indonesia pada akhir-akhir ini berada di rentang usia 23-27 tahun.
- Mendiktisaintek: Pendidikan Ampuh Mencegah Radikalisme dan Terorisme
- Menteri Imigrasi: Ada Syarat Membebaskan Jemaah Islamiyah
- Antisipasi Aksi Teror Malam Natal, BNPT: Kami Sudah Tahu Kantong-kantongnya
- Cegah Teror Saat Natal, Polri Sterilisasi Seluruh Tempat Ibadah
- BNPT Beri Sertifikat ke-16 Pengelola Objek Vital soal Pencegahan Terorisme
- Tinjau Program Sekolah Damai di SMAN 13 Semarang, Kepala BNPT Beri Pujian