Cegah Radikalisme, Pendidikan Harus Ikut Rekomendasi BNPT

jpnn.com - JAKARTA – Semua pihak harus peduli bahaya propaganda termasuk video berpaham radikalisme dan terorisme yang bisa berpengaruh pada anak-anak. Apalagi, berbagai survey menunjukkan bahwa anak-anak makin dekat dengan tindakan radikal.
Strategi komunikasi semua pihak harus diubah untuk mencegah mereka dari paham ini.
“Keluarga jelas tidak bisa tutup mata, informasi ini harus dikomunikasikan kepada anak, termasuk risikonya, sehingga anak juga paham,” kata staf pengajar ilmu Komunikasi Universitas Paramadina Jakarta Hendri Satrio, Kamis (26/5).
Hal itu dikatakan untuk menanggapi video latihan senjata oleh anak-anak Indonesia dan Malaysia di Syria yang dirilis beberapa web radikal minggu lalu. Hendri juga menyoroti dunia pendidikan yang beberapa di antaranya sudah tersusupi paham pada kegiatan sekolah.
“Nah dunia pendidikan tidak boleh terus retorika. Pembuat kebijakan harus menemukan strategi tepat menangkal ini,” kata Hendri.
Karena itu, menurut Hendri dunia pendidikan harus mengikuti rekomendasi dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sebagai badan koordinasi masalah radikalisme dan terorisme.
Selain itu, komunikasi pemerintah tentang nilai-nilai asli Indonesia harus ditingkatkan dengan menggunakan cara-cara yang dapat diterima anak dan remaja zaman sekarang.
Hendri juga mengatakan bahwa pendekatan kebudayaan dan seni masih elegan dilakukan. Pendekatan yang kaku dan pelarangan secara langsung sebaiknya disesuaikan dengan keadaan.
JAKARTA – Semua pihak harus peduli bahaya propaganda termasuk video berpaham radikalisme dan terorisme yang bisa berpengaruh pada anak-anak.
- Wamen Fauzan: Era Kolaborasi, Kampus Harus Bersinergi dengan Pemda
- Untar dan KSU Perkuat Kerja Sama Global Lewat Konferensi Dunia & Bertemu Presiden Taiwan
- Guru Sekolah Rakyat dari PNS & PPPK, Diusulkan Kepala Daerah
- Kemdiktisaintek Membuka Peluang Sarjana Kuliah S2 Setahun, Lanjut Doktoral
- Kemenkes di Guest Lecture U-Bakrie: Mahasiswa Harus Terlibat Aktif Dalam Kampanye Kesehatan Mental
- 43.502 Siswa Penerima Baru Terima KJP Plus Tahap I 2025