Cegah Terorisme, Kuatkan Nilai-Nilai Lokal

Cegah Terorisme, Kuatkan Nilai-Nilai Lokal
Suhardi Alius. Foto: BNPT

Alumnus Akpol tahun 1985 kelahiran Jalarta 10 Mei 1962 tersebut mengatakan, kekuatan nilai lokal itu banyak bertumpu kepada keterlibatan masyarakat, baik tokoh adat, agama, dan masyarakat.

“Karena itulah kami sebagai pemerintah patut dan mesti memberikan porsi besar pelibatan para tokoh tersebut sebagai garda depan dalam menyelesaikan persoalan lokal termasuk persoalan radikalisme dan terorisme,” ujarnya.

Dia menceritakan bahwa aksi terorisme senantiasa telah mewarnai perjalanan sejarah bangsa Indonesia sejak masa Orde Lama, hingga masa reformasi.

Aktivitas kelompok teroris dengan aksi dan ancaman kekerasannya kerap menjadi hantu yang menakutkan bagi kedamaian masyarakat dan kedaulatan Indonesia.

“Tidak ada strategi tunggal, karena kelompok teror selalu bergerak dinamis mengadaptasi perubahan lingkungan strategis baik lokal, nasional, maupun global,” kata mantan Kapolda Jawa Barat ini.

Mantan Kadiv Humas Polri ini mengatakan, berbagai kebijakan yang diambil oleh negara dalam pengalaman menanggulangi terorisme telah menyadarkan bahwa terorisme bukan persoalan pelaku, jaringan, sasaran, dan aksi brutalnya.

“Terorisme adalah persoalan ideologi, keyakinan, dan pemahaman yang keliru tentang cita-cita yang tidak sesuai dengan pandangan hidup bangsa, Pancasila. Karena itulah, peluru tajam, penangkapan, dan penegakan hukum dirasa bukan jalan tunggal yang dapat memutus aktifitas terorisme di Indonesia,” kata mantan Wakapolda Metro Jaya ini.

Menurutnya, BNPT yang lahir pada 2010 dalam rangka melengkapi kebijakan dan strategi nasional penanggulangan terorisme telah mengombinasikan pendekatan keras (hard approach) dan pendekatan lunak (soft approach).

Sinergitas seluruh komponen bangsa menjadi salah satu faktor penting untuk mencapai keberhasilan dalam menanggulangi terorisme.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News