Cekal Pejabat Mubarak ke Luar Negeri
Perlonggar Jam Malam, Militer Mesir Janji Wujudkan Demokrasi
Minggu, 13 Februari 2011 – 06:16 WIB

Hosni Mubarak. Foto : REUTERS
Kesepakatan itu termasuk perjanjian damai dengan Israel yang diteken pada 1979. Sekutu utama AS itu selama ini mengkhawatirkan perkembangan politik di Mesir pasca-jatuhnya Mubarak.
Meski begitu, banyak analis menilai masa depan Mesir masih diwarnai ketidakpastian soal transisi pasca-Mubarak. Sejauh ini juga belum ada kepastian kapan pemilihan presiden akan digelar: apakah tetap berlangsung pada September nanti atau dipercepat.
Kekhawatiran itulah yang menggelayuti pikiran para demonstran. Ribuan orang masih bertahan di Lapangan Tahrir kemarin. Mereka ingin mendapat kepastian bahwa militer akan memenuhi tuntutan mereka untuk mewujudkan demokrasi di Mesir.
"Banyak orang (demonstran) yang bertahan dan tetap tinggal di tenda-tenda di Lapangan Tahrir. Sebagian lain merasa aksi mereka sudah selesai dan kembali pulang ke rumah atau bekerja seperti biasa,’’ kata Essam Shabana, warga Mesir yang bekerja di Uni Emirat Arab (UEA). "Tapi, mereka memastikan akan kembali turun ke jalan jika tuntutan demokrasi tak diwujudkan (militer)," lanjut dia.
KAIRO – Setelah menerima mandat dari mantan Presiden Hosni Mubarak untuk menjalankan dan mengendalikan urusan pemerintahan, Dewan Tinggi Angkatan
BERITA TERKAIT
- Rayakan Paskah, Presiden Kolombia Bicara soal Penderitaan Yesus & Rakyat Palestina
- Presiden Iran Masoud Pezeshkian Sebut Israel Pelaku Utama Terorisme Global
- Kereta Gantung Terjatuh di Italia Selatan, 4 Tewas
- Ajak Israel Berunding, Hamas Siap Akhiri Perang di Gaza
- Hamas Tolak Gencatan Senjata, Kini Israel Kuasai 30 Persen Jalur Gaza
- 1.400 Tenaga Medis Tewas Akibat Serangan Israel di Gaza