Celaka jika tak Menyebarkan ke Grup-grup Pertemanan? Ah…
Kamis, 06 Juli 2017 – 06:10 WIB
Pendapat senada datang dari Sekretaris PW NU Jatim Prof Akh Muzakki. Guru besar Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya, tersebut mengatakan, sekarang sedang melanda sikap tidak bijak teknologi.
Akibatnya, setiap yang datang dianggap sebagai kebenaran. Padahal, belum ada proses check dan recheck.
Akibatnya, ketika ada berita yang menyangkut keyakinan dan nasib hidup, pembaca gampang terpengaruh dan merasa wajib untuk menuruti permintaan penulis cerita.
Kalangan teknologi informasi (TI) menyebutkan, cerita itu bertujuan mendulang responden terhadap akun tertentu.
Akun dengan banyak pemerhati tersebut kemudian dijual. Semakin banyak responden, semakin mahal. (eko/gun/c11/fat)
Mungkin Anda pernah membaca cerita dramatis yang membuat miris dan kadang hingga menangis, yang banyak bermunculan di dinding media sosial, grup
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- WhatsApp Kembangkan Fitur Balas Cepat Pesan Suara
- Sambut Libur Akhir Tahun, WhatsApp Tingkatkan Fitur Panggilan
- Menko Pratikno Ingatkan Kasus Remaja di Solo yang Belajar Merakit Bom dari Internet
- WhatsApp Uji Coba Fitur Notifikasi Pesan yang Belum Dibaca
- WhatsApp Meluncurkan Fitur Meta AI, Begini Cara Menggunakannya
- WhatsApp Memperbarui Ikon Mengetik Berupa Typing Bubble