Celaka karena Sabotase?
Sabtu, 12 Mei 2012 – 07:47 WIB
Menurut Thomas, analisis indeks konveksi menggambarkan ketinggian awan juga menunjukkan adanya awan jenis Cb alias Cumulo Nimbus yang menjulang tinggi sampai sekitar 37.000 kaki atau 11,1 km. "Data satelit itu memberi gambaran bahwa saat kejadian, pesawat dikepung awan tebal yang menjulang tinggi," katanya.
Jika dilogikakan dengan sederhana, maka pilot akan berupaya mencari jalan keluar dari kepungan awan itu dengan cara teraman. Kemungkinan pilot berpikir dari jarak 10.00 kaki harus terbang melebihi 37 ribu kaki mungkin terlalu tinggi. Karena itu pilihannya terbang ke kanan, kiri, atau ke bawah.
Kepala Basarnas Marsdya Daryatmo menolak mengomentari semua analisis itu. "Kami tidak berwenang, itu di KNKT. Kami fokus evakuasi secepatnya," katanya.(rdl/dyn)
JAKARTA - Spekulasi soal penyebab celakanya pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, Bogor, Jabar terus berkembang. Otoritas resmi seperti Komite
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- PT TAS & SKI Kembangkan Teknologi Bahan Bakar Buatan Melalui Proses Plasmalysis
- Atasi Kemacetan, Kemenhub Bakal Hadirkan Bus Khusus Rute Puncak, Tarif Murah
- Pria Asal Bandung Kena Tipu Bisnis Jual Beli Handphone, Rugi Rp 30 Miliar
- Natal 2024 GBI HMJ: Hidup dalam Kasih Kristus
- Gunung Semeru Kembali Erupsi, Masyarakat Diminta Waspada Lontaran Batu Pijar
- Keberadaan Satgas Nataru Diyakini Turut Menekan Angka Kecelakaan