Cemas Deparpolisasi Pasca-Pilgub
Senin, 24 September 2012 – 05:40 WIB

Cemas Deparpolisasi Pasca-Pilgub
Selama proses pilkada, lanjut dia, parpol memang berperan tak ubahnya sebagai manajer yang mempertemukan arus supply and demand. Di balik itu, kata Tjahjo, peran penting parpol lebih sebagai fasilitator untuk proses admininstrasi, relawan. Di sana parpol menyediakan know how atau pengetahuan praktis untuk memastikan sesuatu diputuskan secara cepat dalam perang menggalang suara bersama relawan.
Baca Juga:
"Know how ini tidak ada sekolahnya. Memahami situasi politik di republik kita ini serbasulit. Harus jeli dengan kalkulasi politik dan menyerap aspirasi masyarakat pemilih," tegasnya.
Dia menyampaikan, kepemimpinan partai secara tidak langsung harus tetap dihitung dalam semua proses politik, termasuk pilkada. Kombinasi parpol dan figur calon pilkada yang aktif bersilaturahmi, menyerap aspirasi dengan berbagai lapisan masyarakat, kemudian menjual program kerja yang tepat pasti akan berakhir sukses.
"Pilkada DKI ini dan daerah yang lain sebagai contoh. Jangan sampai isu deparpolisasi menggelinding terus. Apa pun, proses perekrutannya dari parpol," kata Tjahjo. (pri/c4/agm)
JAKARTA - Sekjen DPP PDIP Tjahjo Kumolo khawatir dengan munculnya wacana yang bertendensi deparpolisasi pasca kemenangan Jokowi-Ahok dalam pilgub
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Mendagri Tito Ungkap Total Anggaran PSU Pilkada 2024 Rp 719 Miliar
- Konflik Tuntas, Gubernur Meki Nawipa Bakal Temui Masyarakat Puncak Jaya
- PSI Perorangan Kendaraan Politik Anyar Jokowi? Pakar Bilang Begini
- Abraham Sridjaja Pastikan Perluasan Peran TNI di Jabatan Sipil Tidak Sembarangan
- Budi Sulistyono Pertanyakan Efektivitas Investasi Danareksa di Garuda Indonesia
- Soal Skandal di Produk MinyaKita, Legislator PDIP Mengkritisi Pengawasan Kemendag