Cendekiawan NU Sebut Para Pemecah Belah Telah Memelintir Makna Ketuhanan yang Berkebudayaan

Dalam konteks itu pula, lanjut dia, umat Islam harus menjadi penggerak kemajuan dengan terus membangun harmoni di antara sesama, menumbuhkan cinta Tanah Air, dan mengejar ketertinggalan dengan cara mengembangkan ilmu pengetahuan.
Apa yang ditunjukkan oleh NU dan Muhammadiyah dalam mendorong harmoni, memperkuat solidaritas kebangsaan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan selaras dengan cita-cita dan mimpi Bung Karno.
Maka dari itu, Gus Mis menyayangkan jika belakangan ini ekspresi keagamaan di ruang publik hanya dijadikan sebagai instrumen politik yang memecah belah tali kebangsaan yang selama itu solid dan kukuh.
"Ada pihak-pihak yang secara sengaja hendak menggunakan agama sebagai alat politik yang memecah belah dengan cara menghembuskan fitnah dan provokasi yang tidak bertanggung jawab. Ini tentunya sangat disayangkan, karena sangat jauh dari esensi Ketuhanan Yang Mah Esa," pungkas pria lulusan Universitas al-Azhar, Kairo itu. (tan/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Ketua Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Zuhairi Misrawi menilai ada pihak-pihak yang sengaja memelintir makna ketuhanan yang berkebudayaan.
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga
- Makna Idulfitri 1446 Hijriah: Momen Kebersamaan, dan Berbagi
- Danone Menjalin Kemitraan Strategis dengan PBNU
- Digelar Serentak, Khataman Al-Qur’an NU Global Akan Menggema di Seluruh Dunia, Targetkan Rekor MURI
- Prabowo Kembali Ingatkan Bawahannya, 5 Tahun Enggak Usah ke Luar Negeri
- Kapolri: Polri dan NU Berkolaborasi untuk Menjaga Keamanan Nasional
- Peringatan Keras Presiden Prabowo untuk Bawahannya, Heemm