Cendikiawan Suryaatmadja,'Cendikia' Indonesia Yang Jadi Mahasisswa Termuda di Kanada
Namun ada alasan lain yang lebih kuat. Sang ibu rupanya telah bertemu langsung dengan profesor fisika di sana dan merasa mantap mempercayakan pendidikan sang putra kepadanya.
Penyuka komik ini memang menyebut sang Ibu sebagai sosok berjasa yang mengenalkannya pada sains.
"Ibuku mengajari aritmatika dasar waktu aku umur dua tahun."
"Karena dia-lah aku bisa berkembang pesat secara akademis sekarang ini," puji Diki tentang sang ibunda, Hannie.
Remaja kelahiran 1 Juli 2004 yang senang mendengarkan musik, ini mengatakan kedua orang tuanya sangat mendukung segala keputusan yang dibuatnya selama ini.
"Mereka berpengaruh besar dalam hidupku dan panutan yang baik," sebutnya.
Saat ini Diki tengah mengerjakan proyek Chirped Pulse Amplification (CPA) atau teknik untuk memperkuat tekanan laser bersama dengan salah satu dosen di kampusnya, yang juga menjadi idolanya, Profesor Donna Strickland.
"Di proyek dengan Profesor Donna, aku kebagian menghitung data dan melihat apakah itu cocok dengan hasil eksperimen," jelasnya di surel kepada ABC.
Nama adalah doa. Ungkapan ini agaknya dihayati betul oleh orang tua Cendikiawan Suryaatmadja, remaja Indonesia yang mulai berkuliah di Kanada sejak umur 12 tahun.
- Pagar Nusa Mesir Resmikan Warga Baru Angkatan 3, Gus Nabil Haroen Tekankan Pentingnya Diaspora
- Mudahkan Belanja Produk Indonesia dari 90 Negara, Master Bagasi Sudah Diunduh 20 Ribu Kali
- Eropa Bersatu Merasa Prihatin terhadap Kondisi yang Dialami Kadin Indonesia
- Diaspora Indonesia di Eropa Berharap Pilkada Serentak 2024 Berlangsung Tanpa Cawe-Cawe Kekuasaan
- Bertemu Diaspora Indonesia di Vancouver, Menko Airlangga Bahas Ekonomi Global
- Kecewa dengan Situasi Politik di Tanah Air, Diaspora Indonesia di Eropa: Lawan Perusak Konstitusi