CEO Message #11 Menpar Arief Yahya: Go Digital or You’ll Die
Beberapa waktu lalu kemenpar telah meresmikan War Room. War Room yaitu pusat kendali peperangan berupa perangkat berbasis digital yang memungkinkan kemenpar mengambil keputusan-keputusan secara cepat dengan berbasis pada data real time.
''Data real time ini tak mungkin kita peroleh jika platform kita tidak digital. Saya juga sudah meminta Pak Samsriyono untuk mempersiapkan sebuah platform online marketplace pariwisata Indonesia yaitu ITX (Indonesia Travel Exchange). Platform ini akan berfungsi super efisien sebagai hub yang mempertemukan supply dan demand industri pariwisata Indonesia. Terkait Go Digital, saya punya tagline yang sepertinya orisinal yaitu: “The more digital, the more personal. The more digital, the more professional. The more digital, the more global,” kata Arief Yahya.
Semakin digital maka kemenpar bisa menggunakan beragam apps dan digital tools untuk menyentuh satu-persatu konsumen secara personal. ''Kita bisa tahu demografi, psikografi, dan perilaku konsumen kita satu-satu. Semakin digital maka cara kerja kita dalam menggaet wisatawan akan semakin profesional, misalnya dengan memanfaatkan convergence media yang mengintegrasikan paid, owned, dan social media,'' katanya.
Dengan menggunakan big data akan mampu mendapatkan insights perilaku konsumen yang jauh lebih presisi. Dan semakin digital maka akan bisa menjangkau konsumen global dari manapun dia berada di muka bumi ini.
''Begitu kita menggunakan platform digital, maka kita bisa diakses oleh wisatawan dari manapun di seluruh dunia. Digital Lifestyle. Kenapa kita harus Go Digital? Tak lain karena konsumen kita sudah berubah jauh perilakuknya menjadi semakin digital, apalagi jika Gen Y (milenial) dan Gen Z semakin besar jumlah dan pengaruhnya. Kini kita mengenal istilah “always-connected travellers”, di manapun dan kapanpun mereka saling terkoneksi dengan adanya mobile apps/devices. Ingat, jika kita tak berubah mengikuti perubahan konsumen, kita pasti akan mati,'' paparnya.
Gaya hidup wisatawan dalam mencari informasi destinasi, memperbandingkan antar produk, memesan paket wisata, dan berbagi informasi kini telah mereka lakukan secara digital, singkatnya mereka search and share menggunakan media digital. Ciri digital lifestyle ini ada tiga yaitu: mobile, personal, dan interactive.
Dalam mencari informasi, membeli, dan mengonsumsi produk wisata, mereka telah menggunakan mobile device, melakukan engagement secara personal, dan interaksinya bersifat “two-way” bahkan “many-to-many” dengan cara berbagi dengan peers dan komunitasnya.
Harus diingat pencarian produk (search) dan berbagi informasi (share) di industri pariwisata kini sudah sekitar 70% menggunakan media digital. Harus diingat pula efektifitas media digital (digital media effectiveness) bisa mencapai empat kali lipat dari media konvensional. ''Karena itu kita harus mulai meninjau ulang proporsi media digital kita dibanding media konvensional.
JAKARTA - Sebagai Mantan Dirut PT Telkom, Menteri Pariwisata Arief Yahya bukan kebetulan jika terus-terusan berbicara soal Go Digital Be The Best.
- Kerugian Negara Hanya Bisa Diperiksa BPK, Ahli: Menjerat Swasta di Kasus PT Timah Terlalu Dipaksakan
- Amplop Berlogo Rohidin Mersyah-Meriani Ikut Disita KPK, Alamak
- Tersangka Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan Bakal Dijerat Pasal Berlapis
- Waket Komisi VIII DPR-LDII Ingatkan Persoalan Kebangsaan Hadapi Tantangan Berat
- Dugaan Plagiarisme di Bawah Sumpah Ahli Kejagung, Tom Lembong Disebut Diuntungkan
- Usut Kasus Korupsi di Kalsel, KPK Panggil Ketua DPRD Supian