Cepat atau Lambat, Bisnis Batu Bara Akan Habis
Jumat, 11 November 2016 – 00:39 WIB

Ilustrasi. Foto: JawaPos.Com/JPNN
“Kalau Tiongkok buka keran impor, baru harga batu bara kita naik. Tapi ketika impor ditutup, ekonomi Kaltim bergejolak. Ini bahaya karena kita bergantung pada negara lain. Lebih baik memastikan perekonomian yang berkelanjutan dan mandiri,” tegas dia.
Selain itu, Merah mengatakan, pemprov bisa membuat kebijakan dengan mendorong pembangkit listrik alternatif.
Misalnya dengan pembangkit listrik tenaga sampah, tenaga surya, dan tenaga air yang cenderung ramah lingkungan.
“Pemprov harus memberi teladan dengan cara sebanyak 30 persen listrik di Kantor Gubernur menggunakan tenaga surya. Pemimpin mesti memberi contoh agar mendorong lain yang biar bisa berubah,” beber Merah. (hdd/lhl/k15/jos/jpnn)
SAMARINDA - Koordinator Jatamnas Merah Johansyah Ismail mengatakan, sudah saatnya Pemprov Kaltim meninggalkan batu bara yang merupakan ekonomi berumur
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Ambil Alih 99% Saham CKBD, CBDK Hadirkan Hotel Bintang 5 di Kawasan NICE
- Harga Pangan Seusai Lebaran Terpantau Masih Tinggi
- Harga Emas Antam Hari Ini, Rabu 4 April 2025 Turun, Berikut Perinciannya
- Antisipasi Lalin Padat, Tol Jagorawi Arah Puncak Sudah Pakai Sistem Contraflow
- Satgas Pangan Bergerak Endus Kecurangan Beras Premium
- Harga Emas Menggila di Hari Kedua Lebaran